Nama: Ocean Keyzha Diputra
Kelas:7-E
No absen:26
Kelas:7-E
No absen:26
Tugas
1.Bani Umayyah di Andalusia
Islam masuk di Andalusia tahun 92 H. Saat itu Andalusia dikuasai oleh orang-orang Goth (Gothic). Mūsa' bin Nusayr sebagai gubenur Afrika Utara mengirim pasukan yang di pimpin oleh Panglima Thariq bin Ziyad Pada tahun 710 M untuk melakukan penaklukan ke wilayah ini. Mereka tidak mendapatkan perlawanan yang intensif dari pengiasa setempat. Hal ini di dukung oleh situasi lemahnya politik pemerintahan dan rakyat tidak mendukungnya.
Pasukan tersebut memperoleh keberhasilan pada tahun 713 M. Pasukan yang dipimpin oleh Mūsa' bin Nusayr berhasil menuju Andalusia melalui barat semenanjung Spanyol yakni Sevilla dan Merida berhasil ditaklukan. Kemudian mereka bertemu dengan pasukan Tariq di Toledo. Dua pasukan bergabung. Daerah taklukan meluas sehingga ke Utara seperti Barcelona, Terrofona, dan Saragossa.
Pada tanggak 15 Mei 756M. 'Abd al-Rahman al-Dakhil memproklamirkan berdirinya Imārah Umayyah II di Andalusia (Spanyol). Hal ini menandakan secara resmi dimulainya kekuasaan kedua dari Dinasti Umayyah yang lelas dari Abbasiyyah di Baghdad. Wilayah islam di Andalusia pada Umayyah II ini, di bagi menjadi lima provinsi (vice royalty) yang dikepalai oleh seorang amir. Pusat pemerintahannya adalah cordova.
Sejak masuk ke spanyol, wilayah ini menjadi wilayah provinsi islam di bawah Bani Ummayah di Damaskus menempatkan seorang wali atau amir Spanyol. Wali pertamanya adalah anak Musa' bin Nusary yang bernama 'Abd al-Aziz menikah dengan Achelon seorang janda dari Roderick yang kemudian namanya di ganti dengan Ummu 'Asim. Inilah pernikahan campuran pertama antara seorang muslim dengan seorang wanita Spanyol. Setelah 'Abd Al-Aziz wafat, kepemimpinannya dilanjut kan oleh Muhammad bin Yazid sebagai penguasa Afrika Utara dan Spanyol.
Penduduk Spanyol merasa bahagia dan memperoleh kemakmuran di bawah pemerintah Islam. Umat kristiani menikmati kebiasaannya. Golongan Yahudi benar-benar merasakan tertolong oleh kehadiran bangsa Arab ini. Mereka menjadi merdeka dan aktif membantu bangsa Arab dalam memerintah Spanyol dan mengembalikan negeri ini ke tingkat budaya yang tinggi.
Kekuasaan Islam di Andalusia ini tanpa menganiaya dan tidak ikut campur dalam urusan internal mereka. Kaum muslimin memberikan otonomi penuh dalam semua masalah keagamaan.
Pada tahun 750 M terjadi peristiwa besar fi Damaskus yang menimpa kekuasaan atau revolusi yang di lakukan oleh keluarga Bani Abbas yang di bantu para pemberontak yang sejak lama melakukan penekanan terhadap Bani Umayyah yang sudah berkuasa selama 90 tahun.
Seorang pemuda keturunan Bani Umayyah yang bernama 'Abd al-Rahman lolos dari kelungan Bani Abbas. Ia berhasil meloloskan diri dengan bersembunyi dan berkelana sehingga sampai ke Spanyol. Di Spanyol, sehingga di juluki dengan Abd al-Rahman al-Dakhil yang artinya "pendatang baru". Untuk mempertahankan Spanyol dari ancaman musuh-musuhnya.
'Abd al-Rahman al-Dakhil membangun sebuah angkatan bersenjata yang kuat dan terlatih yang terdiri atau 40.000 prajurit bayaran bangsa barbar.
1.Bani Umayyah di Andalusia
Islam masuk di Andalusia tahun 92 H. Saat itu Andalusia dikuasai oleh orang-orang Goth (Gothic). Mūsa' bin Nusayr sebagai gubenur Afrika Utara mengirim pasukan yang di pimpin oleh Panglima Thariq bin Ziyad Pada tahun 710 M untuk melakukan penaklukan ke wilayah ini. Mereka tidak mendapatkan perlawanan yang intensif dari pengiasa setempat. Hal ini di dukung oleh situasi lemahnya politik pemerintahan dan rakyat tidak mendukungnya.
Pasukan tersebut memperoleh keberhasilan pada tahun 713 M. Pasukan yang dipimpin oleh Mūsa' bin Nusayr berhasil menuju Andalusia melalui barat semenanjung Spanyol yakni Sevilla dan Merida berhasil ditaklukan. Kemudian mereka bertemu dengan pasukan Tariq di Toledo. Dua pasukan bergabung. Daerah taklukan meluas sehingga ke Utara seperti Barcelona, Terrofona, dan Saragossa.
Pada tanggak 15 Mei 756M. 'Abd al-Rahman al-Dakhil memproklamirkan berdirinya Imārah Umayyah II di Andalusia (Spanyol). Hal ini menandakan secara resmi dimulainya kekuasaan kedua dari Dinasti Umayyah yang lelas dari Abbasiyyah di Baghdad. Wilayah islam di Andalusia pada Umayyah II ini, di bagi menjadi lima provinsi (vice royalty) yang dikepalai oleh seorang amir. Pusat pemerintahannya adalah cordova.
Sejak masuk ke spanyol, wilayah ini menjadi wilayah provinsi islam di bawah Bani Ummayah di Damaskus menempatkan seorang wali atau amir Spanyol. Wali pertamanya adalah anak Musa' bin Nusary yang bernama 'Abd al-Aziz menikah dengan Achelon seorang janda dari Roderick yang kemudian namanya di ganti dengan Ummu 'Asim. Inilah pernikahan campuran pertama antara seorang muslim dengan seorang wanita Spanyol. Setelah 'Abd Al-Aziz wafat, kepemimpinannya dilanjut kan oleh Muhammad bin Yazid sebagai penguasa Afrika Utara dan Spanyol.
Penduduk Spanyol merasa bahagia dan memperoleh kemakmuran di bawah pemerintah Islam. Umat kristiani menikmati kebiasaannya. Golongan Yahudi benar-benar merasakan tertolong oleh kehadiran bangsa Arab ini. Mereka menjadi merdeka dan aktif membantu bangsa Arab dalam memerintah Spanyol dan mengembalikan negeri ini ke tingkat budaya yang tinggi.
Kekuasaan Islam di Andalusia ini tanpa menganiaya dan tidak ikut campur dalam urusan internal mereka. Kaum muslimin memberikan otonomi penuh dalam semua masalah keagamaan.
Pada tahun 750 M terjadi peristiwa besar fi Damaskus yang menimpa kekuasaan atau revolusi yang di lakukan oleh keluarga Bani Abbas yang di bantu para pemberontak yang sejak lama melakukan penekanan terhadap Bani Umayyah yang sudah berkuasa selama 90 tahun.
Seorang pemuda keturunan Bani Umayyah yang bernama 'Abd al-Rahman lolos dari kelungan Bani Abbas. Ia berhasil meloloskan diri dengan bersembunyi dan berkelana sehingga sampai ke Spanyol. Di Spanyol, sehingga di juluki dengan Abd al-Rahman al-Dakhil yang artinya "pendatang baru". Untuk mempertahankan Spanyol dari ancaman musuh-musuhnya.
'Abd al-Rahman al-Dakhil membangun sebuah angkatan bersenjata yang kuat dan terlatih yang terdiri atau 40.000 prajurit bayaran bangsa barbar.
Perkembangan islam di Spanyol dapat di bagi enam periode yaitu:
A. Periode pertama (711-755M)
Spanyol berasa di bawah pemerintah para wali yang di angkat oleh Khalifah Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus.
B. Periode kedua (755-912M)
Spanyol berada di bawah pemerintahan seorang yang bergelar amir (panglima atau gubernur) akan tetapi tunduk kepada pusat pemerintahan islam yang pada saat itu di pegang eh khalifah Abbasiyyah di Baghdad.
C. Periode ketiga (912-1013M)
Periode ini Spanyol diperintahkan oleh penguasa dengan gelar khalifah.
D. Periode Keempat (1013-1086M)
Spanyol terpecah menjadi lebih dari tiga puluh negara kecil fi bawah pemerintahan raja-raja golongan atau Al-mulk al-Tawaif yang berpusat di daerah kota seperti Servilla, Cordova, Toledo, dan sebaginya.
A. Periode pertama (711-755M)
Spanyol berasa di bawah pemerintah para wali yang di angkat oleh Khalifah Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus.
B. Periode kedua (755-912M)
Spanyol berada di bawah pemerintahan seorang yang bergelar amir (panglima atau gubernur) akan tetapi tunduk kepada pusat pemerintahan islam yang pada saat itu di pegang eh khalifah Abbasiyyah di Baghdad.
C. Periode ketiga (912-1013M)
Periode ini Spanyol diperintahkan oleh penguasa dengan gelar khalifah.
D. Periode Keempat (1013-1086M)
Spanyol terpecah menjadi lebih dari tiga puluh negara kecil fi bawah pemerintahan raja-raja golongan atau Al-mulk al-Tawaif yang berpusat di daerah kota seperti Servilla, Cordova, Toledo, dan sebaginya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar