Selasa, 11 Juni 2024

NAMA: RAFAEL MAULANA ZIDAN
KELAS:7E
ABSEN:28
A.Bani Umayyah di Andalusia
Islam masuk di Andalusia pada tahun  92 H  yang saat itu dikuasai oleh orang-orang Goth (Gotik).
Mūsa' bin Nusayr  sebagai gubernur Afrika Utara mengirim pasukan yang dipimpin oleh  Panglima Ṭāriq bin Ziyād  pada tahun 710 M untuk melakukan penaklukan ke wilayah ini dan berhasil menaklukannya pada tahun 712 M.
Pada tanggal 15 Mei 756 M., 'Abd al-Rahmān al-Dakhīl  memproklamirkan berdirinya Imārah Umayyah II di Andalusia (Spanyol).
Penduduk Spanyol merasa bahagia dan memperoleh kemakmuran di bawah pemerintahan Islam. Umat ​​kristiani menikmati kebebasannya dan tidak diganggu dalam menjalankan ibadah dan kebiasaannya.
Golongan Yahudi benar-benar terasa tertolong oleh kehadiran bangsa Arab ini. Mereka menjadi merdeka dan aktif membantu bangsa Arab dalam memerintah Spanyol dan mengembalikan negeri ini ke tingkat budaya yang tinggi.
Pada tahun 750 M  terjadi peristiwa besar di Damaskus yang menjatuhkan kekuasaan atau revolusi yang dilakukan oleh keluarga Bani Abbas yang dibantu para pemberontak yang sejak lama melakukan penekanan terhadap Bani Umayyah.
Revolusi tersebut berhasil mengakhiri kekuasaan Bani Umayyah yang sudah berkuasa selama 90 tahun. Seorang pemuda keturunan Bani Umayyah yang bernama  'Abd al- Rahmān  lolos dari kepungan Bani Abbas dan sampai di Spanyol.
Disana dia berhasil menjadi seorang āmir dan penguasa Spanyol, sehingga dijuluki  'Abd al-Rahmān al-Dakhīl  yang artinya ”pendatang baru.”

B.Perkembangan Islam di Spanyol
Perkembangan Islam di Spanyol dapat dibagi enam periode, yaitu:
* Periode Pertama (711-755 M)
* Periode Kedua (755-912 M)
* Periode Ketiga (912-1013 M)
* Periode Keempat (1013-1086 M)
* Periode Kelima ( 1086-1248 M)
* Periode Keenam (1248-1492 M)
Pada periode pertama, Spanyol berada di bawah pemerintahan para wali yang diangkat oleh Khalifah Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus.
Pada periode kedua, Spanyol berada di bawah pemerintahan seorang yang bergelar āmir (panglima atau gubernur) akan tetapi tunduk kepada pusat pemerintahan Islam yang pada saat itu dipegang oleh khalifah Abbasiyyah di Baghdad.
Pada periode ketiga, Spanyol diperintah oleh penguasa dengan gelar khalifah.
Pada periode keempat, Spanyol terpecah menjadi lebih dari tiga puluh negara kecil di bawah pemerintahan raja-raja golongan atau Al-Mulk 
Pada periode kelima, Spanyol Islam meskipun masih terpecah dalam beberapa negara tetapi mendapat suatu kekuatan yang dominan yaitu kekuasaan dinasti Murabiṭūn dan Muwaḥidūn.
Pada periode keenam, Islam hanya berkuasa di daerah Granada, di bawah dinasti Bani Aḥmar.

C.Kejayaan Islam di Andalusia
Baghdad, Konstantinopel, dan Cordova merupakan tiga kota yang menjadi pusat kebudayaan dunia saat itu.
Kejayaan Islam di Spanyol ditunjukkan dengan beberapa perkembangan ilmu pengetahuan dan pembangunan fisik. Untuk bidang ilmu pengetahuan seperti pada bidang:
* filsafat
* seni
* sastra
* agama
* sains
Untuk pembangunan fisik seperti:
* pembangunan kota
* pembangunan istana
* pembangunan masjid
* pembangunan pemukiman
* pembangunan taman-taman
* Pembangunan yang megah terdapat pada:
* kota al-Zahrā
* masjid Cordova
* Istana Ja’fariyah di Saragosa
* masjid Sevilla
* tembok Toledo
* istana al-Ma’mūn
* istana al- Hamrā di Granada
Cordova dibangun dan diperindah dengan jembatan yang dibangun di atas sungai yang mengalir di tengah kota, taman-taman dan istana yang megah.
Granada adalah tempat pertahanan terakhir umat Islam di Spanyol, disana ada Istana al-Hamrā yang indah dan megah. Selain itu ada beberapa bangunan terkenal lainnya, seperti:
* menara Giralda
* Alcazar Sevilla
* Menara Emas Torre del Oro

D.Perkembangan ilmu pengetahuan pada Masa Bani Umayyah di Andalusia
Spanyol melahirkan para cendikiawan-cendikiawan muslim yang ahli dalam bidangmasing-masing, seperti:
* Fikih : Ziyād ibn ‘Abd al-Raḥmān, Munzir ibn Sa’īd al-Balūti, Abu Bakr ibn al Qutiyyah, dan Ibn Ḥazm.
* Bahasa dan Sastra : Ibn Mālik, Abu ‘Ali al- Syiblī, Ibn Sayyidīn, Ibn ‘Abd al-Rābbih dll.
* Bidang Seni dan Musik : al-Hasan ibn Nāfî
* Bidang Filsafat : Ibn Bājah, ibn Tufail, Ibn Rusyd
* Bidang Sains : ‘Abbās ibn Farnās, Umm al-Hasan ibn Abi Ja’far
* Bidang Sejarah: Abu ‘Ubayd Abdullāh bin ‘Abd al-‘Azīz al-Bahri, Abu Hāmid Muhammad al-Mazīni, Ibn Khaldūn

E.Memetik Nilai Islami dalam Sejarah Bani Umayyah di Andalusia
Berikut beberapa nilai yang dapat dipetik:
* Pengalaman positif dan negatif dalam sejarah dijadikan bahan untuk perbaikan dalam menjalani kehidupan dan membangun peradaban.
* Teori-teori sejarah kebudayaan Islam dapat dimanfaatkan dan diterapkan untuk mengatasi permasalahan hidup di masa kini dan masa yang akan datang.
* Mencintai dan bangga pada kebudayaan Islam masa lalu
* Kedewasaan dalam berfikir dapat ditumbuhkan
Melibatkan diri dalam pemeliharan hasil peradaban
* Semangat mencari dan mengembangkan ilmu pengetahuan dapat ditumbuhkan
* Memupuk semangat dan motivasi untuk meningkatkan prestasi

2.Carilah hikmah dari kisah inspirasiku dihalaman 239-240
jawaban:
Hikmah dan pelajaran yang dapat diambil dari kisah kegigihan B.J HABIBIE dalam menuntut ilmu adalah sebagai berikut:tekat yang kuat keyakinan yang teguh serta usaha keras akan mengantarkan kita kepada tujuan yang ingin kita tuju

Tugas Bab 10 : Andalusia Kota Peradaban Islam di Barat

NAMA:Rahmadika Bayu Adji
NO:29
KLS:7-E
Buatlah rangkuman dari materi Thalab Al Ilm hal 227 - 237.
A.Bani Umayyah di Andalusia
Islam masuk di Andalusia pada tahun  92 H  yang saat itu dikuasai oleh orang-orang Goth (Gotik).
Mūsa' bin Nusayr  sebagai gubernur Afrika Utara mengirim pasukan yang dipimpin oleh  Panglima Ṭāriq bin Ziyād  pada tahun 710 M untuk melakukan penaklukan ke wilayah ini dan berhasil menaklukannya pada tahun 712 M.
Pada tanggal 15 Mei 756 M., 'Abd al-Rahmān al-Dakhīl  memproklamirkan berdirinya Imārah Umayyah II di Andalusia (Spanyol).
Penduduk Spanyol merasa bahagia dan memperoleh kemakmuran di bawah pemerintahan Islam. Umat kristiani menikmati kebebasannya dan tidak diganggu dalam menjalankan ibadah dan kebiasaannya.
Golongan Yahudi benar-benar terasa tertolong oleh kehadiran bangsa Arab ini. Mereka menjadi merdeka dan aktif membantu bangsa Arab dalam memerintah Spanyol dan mengembalikan negeri ini ke tingkat budaya yang tinggi.
Pada tahun 750 M  terjadi peristiwa besar di Damaskus yang menjatuhkan kekuasaan atau revolusi yang dilakukan oleh keluarga Bani Abbas yang dibantu para pemberontak yang sejak lama melakukan penekanan terhadap Bani Umayyah.
Revolusi tersebut berhasil mengakhiri kekuasaan Bani Umayyah yang sudah berkuasa selama 90 tahun. Seorang pemuda keturunan Bani Umayyah yang bernama  'Abd al- Rahmān  lolos dari kepungan Bani Abbas dan sampai di Spanyol.
Disana dia berhasil menjadi seorang āmir dan penguasa Spanyol, sehingga dijuluki  'Abd al-Rahmān al-Dakhīl  yang artinya ”pendatang baru.”
B.Perkembangan Islam di Spanyol

Perkembangan Islam di Spanyol dapat dibagi enam periode, yaitu:
* Periode Pertama (711-755 M)
* Periode Kedua (755-912 M)
* Periode Ketiga (912-1013 M)
* Periode Keempat (1013-1086 M)
* Periode Kelima ( 1086-1248 M)
* Periode Keenam (1248-1492 M)
Pada periode pertama, Spanyol berada di bawah pemerintahan para wali yang diangkat oleh Khalifah Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus.
Pada periode kedua, Spanyol berada di bawah pemerintahan seorang yang bergelar āmir (panglima atau gubernur) akan tetapi tunduk kepada pusat pemerintahan Islam yang pada saat itu dipegang oleh khalifah Abbasiyyah di Baghdad.
Pada periode ketiga, Spanyol diperintah oleh penguasa dengan gelar khalifah.
Pada periode keempat, Spanyol terpecah menjadi lebih dari tiga puluh negara kecil di bawah pemerintahan raja-raja golongan atau Al-Mulk 
Pada periode kelima, Spanyol Islam meskipun masih terpecah dalam beberapa negara tetapi mendapat suatu kekuatan yang dominan yaitu kekuasaan dinasti Murabiṭūn dan Muwaḥidūn.
Pada periode keenam, Islam hanya berkuasa di daerah Granada, di bawah dinasti Bani Aḥmar.

Minggu, 09 Juni 2024

Tugas PAI : Andalusia Kota Peradaban Islam di Barat

Nama:Qhoiron ababbyl
Kela:7E
Absen:27
Judul= Rangkuman bab 10
1.Buatlah rangkuman dari materi Thalab Al Ilm hal 227 - 237 
A.Bani Umayyah di Andalusia
Islam masuk di Andalusia pada tahun 92 H yang saat itu dikuasai oleh orang-orang Goth (Gothic).
Mūsa’ bin Nusayr sebagai gubernur Afrika Utara mengirim pasukan yang dipimpin oleh Panglima Ṭāriq bin Ziyād pada tahun 710 M untuk melakukan penaklukan ke wilayah ini dan berhasil menaklukannya pada pada tahun 712 M.
Pada tanggal 15 Mei 756 M., ‘Abd al-Rahmān al-Dakhīl memproklamirkan berdirinya Imārah Umayyah II di Andalusia (Spanyol).
Penduduk Spanyol merasa bahagia dan memperoleh kemakmuran di bawah pemerintah Islam. Umat kristiani menikmati kebebasannya dan tidak diganggu dalam melaksanakan ibadah dan kebiasaannya.
Golongan Yahudi benar-benar merasakan tertolong oleh kehadiran bangsa Arab ini. Mereka menjadi merdeka dan aktif membantu bangsa Arab dalam memerintah Spanyol dan mengembalikan negeri ini ke tingkat budaya yang tinggi.
Pada tahun 750 M terjadi peristiwa besar di Damaskus yang menimpa kekuasaan atau revolusi yang dilakukan oleh keluarga Bani Abbas yang dibantu para pemberontak yang sejak lama melakukan penekanan terhadap Bani Umayyah.
Revolusi tersebut berhasil mengakhiri kekuasaan Bani Umayyah yang sudah berkuasa selama 90 tahun. Seorang pemuda keturunan Bani Umayyah yang bernama ‘Abd al- Rahmān lolos dari kepungan Bani Abbas dan sampai di Spanyol.
Disana dia berhasil menjadi seorang āmir dan penguasa Spanyol, sehingga dijuluki ‘Abd al-Rahmān al-Dakhīl yang artinya ”pendatang baru.”

B. Perkembangan Islam di Spanyol
Perkembangan Islam di Spanyol dapat dibagi enam periode, yaitu
Periode Pertama (711-755 M)
Periode Kedua (755-912 M)
Periode Ketiga (912-1013 M)
Periode Keempat (1013-1086 M)
Periode Kelima ( 1086-1248 M)
Periode Keenam (1248-1492)
Pada periode pertama, Spanyol berada di bawah pemerintahan para wali yang diangkat oleh Khalifah Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus.
Pada periode kedua, Spanyol berada di bawah pemerintahan seorang yang bergelar āmir (panglima atau gubernur) akan tetapi tunduk kepada pusat pemerintahan Islam yang pada saat itu dipegang oleh khalifah Abbasiyyah di Baghdad.
Pada periode ketiga, Spanyol diperintah oleh penguasa dengan gelar khalifah.
Pada periode keempat, Spanyol terpecah menjadi lebih dari tiga puluh negara kecil di bawah pemerintahan raja-raja golongan atau Al-Mulk al-Ṭawāif.
Pada periode kelima, Spanyol Islam meskipun masih terpecah dalam beberapa negara tetapi mendapat suatu kekuatan yang dominan yaitu kekuasaan dinasti Murabiṭūn dan Muwaḥidūn.
Pada periode keenam, Islam hanya berkuasa di daerah Granada, di bawah dinasti Bani Aḥmar.

C.Kejayaan Islam di Andalusia
Baghdad, Konstantinopel, dan Cordova merupakan tiga kota yang menjadi pusat kebudayaan dunia saat itu.
Kejayaan Islam di Spanyol ditunjukkan dengan beberapa perkembangan ilmu pengetahuan dan pembangunan fisik. Untuk bidang ilmu pengetahuan seperti pada bidang:
filsafat
seni
sastra
agama
sains
Untuk pembangunan fisik seperti:
pembangunan kota
pembangunan istana
pembangunan masjid
pembangunan pemukiman
pembangunan taman-taman
Pembangunan yang megah terdapat pada:
kota al-Zahrā
masjid Cordova
Istana Ja’fariyah di Saragosa
masjid Sevilla
tembok Toledo
istana al-Ma’mūn
istana al- Hamrā di Granada
Cordova dibangun dan diperindah dengan jembatan yang dibangun di atas sungai yang mengalir di tengah kota, taman-taman dan istana yang megah.
Granada adalah tempat pertahanan terakhir umat Islam di Spanyol, disana ada Istana al-Hamrā yang indah dan megah. Selain itu ada beberapa bangunan terkenal lainnya, seperti:
menara Giralda
Alcazar Sevilla
Menara Emas Torre del Oro

D.Perkembangan ilmu pengetahuan pada Masa Bani Umayyah di Andalusia
Spanyol melahirkan para cendikiawan-cendikiawan muslim yang ahli dalam bidang masing-masing, seperti:
Fikih : Ziyād ibn ‘Abd al-Raḥmān, Munzir ibn Sa’īd al-Balūti, Abu Bakr ibn al Qutiyyah, dan Ibn Ḥazm.
Bahasa dan Sastra : Ibn Mālik, Abu ‘Ali al- Syiblī, Ibn Sayyidīn, Ibn ‘Abd al-Rābbih dll.
Bidang Seni dan Musik : al-Hasan ibn Nāfî
Bidang Filsafat : Ibn Bājah, ibn Tufail, Ibn Rusyd
Bidang Sains : ‘Abbās ibn Farnās, Umm al-Hasan ibn Abi Ja’far
Bidang Sejarah: Abu ‘Ubayd Abdullāh bin ‘Abd al-‘Azīz al-Bahri, Abu Hāmid Muhammad al-Mazīni, Ibn Khaldūn
E.Memetik Nilai Islami dalam Sejarah Bani Umayyah di Andalusia
Apa saja nilai Islami yang dapat dipetik dari sejarah ini? Berikut beberapa nilai yang dapat dipetik:
Pengalaman positif dan negatif dalam sejarah dijadikan bahan untuk perbaikan dalam menjalani kehidupan dan membangun peradaban.
Teori-teori sejarah kebudayaan Islam dapat dimanfaatkan dan diterapkan untuk mengatasi permasalahan hidup di masa kini dan masa yang akan datang.
Mencintai dan bangga pada kebudayaan Islam masa lalu
Kedewasaan dalam berfikir dapat ditumbuhkan
Melibatkan diri dalam pemeliharan hasil peradaban
Semangat mencari dan mengembangkan ilmu pengetahuan dapat ditumbuhkan
Memupuk semangat dan motivasi untuk meningkatkan prestasi.

2.Carilah hikmah dari kisah inspirasiku dihalaman 239 - 240.
Tekat yang kuat, keyakinan yang teguh serta usaha keras akan mengantarkan kita kepada tujuan yang ingin kita tuju.

Tugas Bab 10 : Andalusia Kota Peradaban Islam di Barat

Nama: Reza Walid Firmansyah
Kelas: 7E
Absen: 30
1. Rangkuman dari materi Talab Al Ilm hal 227 - 237
A.Bani Umayyah di Andalusia
Islam masuk di Andalusia pada tahun  92 H  yang saat itu dikuasai oleh orang-orang  Goth (Gotik).
Mūsa' bin Nusayr  sebagai gubernur Afrika Utara mengirim pasukan yang dipimpin oleh  Panglima Ṭāriq bin Ziyād  pada tahun 710 M untuk melakukan penaklukan ke wilayah ini dan berhasil menaklukannya pada tahun 712 M.
Pada tanggal 15 Mei 756 M., 'Abd al-Rahmān al-Dakhīl  memproklamirkan 
berdirinya Imārah Umayyah II di Andalusia (Spanyol).
Penduduk Spanyol merasa bahagia dan memperoleh kemakmuran di bawah pemerintahan Islam. Umat kristiani menikmati kebebasannya dan tidak diganggu dalam menjalankan ibadah dan kebiasaannya.
Golongan Yahudi benar-benar terasa tertolong oleh kehadiran bangsa Arab ini. Mereka menjadi merdeka dan aktif membantu bangsa Arab dalam memerintah Spanyol dan mengembalikan negeri ini ke tingkat budaya yang tinggi.
Pada tahun 750 M  terjadi peristiwa besar di Damaskus yang menjatuhkan kekuasaan atau revolusi yang dilakukan oleh keluarga Bani Abbas yang dibantu para pemberontak yang sejak lama melakukan penekanan terhadap Bani Umayyah.
Revolusi tersebut berhasil mengakhiri kekuasaan Bani Umayyah yang sudah berkuasa selama 90 tahun. Seorang pemuda keturunan Bani Umayyah yang bernama  'Abd al- Rahmān  lolos dari kepungan Bani Abbas dan sampai di Spanyol.
Disana dia berhasil menjadi seorang āmir dan penguasa Spanyol, sehingga dijuluki  'Abd al-Rahmān al-Dakhīl  yang artinya ”pendatang baru.”

B.Perkembangan Islam di Spanyol
Perkembangan Islam di Spanyol dapat dibagi enam periode, yaitu:
* Periode Pertama (711-755 M)
* Periode Kedua (755-912 M)
* Periode Ketiga (912-1013 M)
* Periode Keempat (1013-1086 M)
* Periode Kelima ( 1086-1248 M)
* Periode Keenam (1248-1492 M)
Pada periode pertama, Spanyol berada di bawah pemerintahan para wali yang diangkat oleh Khalifah Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus.
Pada periode kedua, Spanyol berada di bawah pemerintahan seorang yang bergelar āmir (panglima atau gubernur) akan tetapi tunduk kepada pusat pemerintahan Islam yang pada saat itu dipegang oleh khalifah Abbasiyyah di Baghdad.
Pada periode ketiga, Spanyol diperintah oleh penguasa dengan gelar khalifah.
Pada periode keempat, Spanyol terpecah menjadi lebih dari tiga puluh negara kecil di bawah pemerintahan raja-raja golongan atau Al-Mulk 
Pada periode kelima, Spanyol Islam meskipun masih terpecah dalam beberapa negara tetapi mendapat suatu kekuatan yang dominan yaitu kekuasaan dinasti Murabiṭūn dan Muwaḥidūn.
Pada periode keenam, Islam hanya berkuasa di daerah Granada, di bawah dinasti Bani Aḥmar.

C.Kejayaan Islam di Andalusia
Baghdad, Konstantinopel, dan Cordova merupakan tiga kota yang menjadi pusat kebudayaan dunia saat itu.
Kejayaan Islam di Spanyol ditunjukkan dengan beberapa perkembangan ilmu pengetahuan dan pembangunan fisik. Untuk bidang ilmu pengetahuan seperti pada bidang:
* filsafat
* seni
* sastra
* agama
* sains
Untuk pembangunan fisik seperti:
* pembangunan kota
* pembangunan istana
* pembangunan masjid
* pembangunan pemukiman
* pembangunan taman-taman
* Pembangunan yang megah terdapat pada:
* masjid Cordova
* Istana Ja’fariyah di Saragosa
* Istana al-ma'mun
* tembok toledo
Cordova dibangun dan 
diperindah dengan jembatan yang dibangun di atas sungai yang mengalir di tengah kota, taman-taman dan istana yang megah.
Granada adalah tempat pertahanan terakhir umat Islam di Spanyol, disana ada Istana al-Hamrā yang indah dan megah. Selain itu ada beberapa bangunan terkenal lainnya, seperti:
* menara Giralda
* Alcazar Sevilla

D.Perkembangan ilmu pengetahuan pada Masa Bani Umayyah di Andalusia
Spanyol melahirkan para cendikiawan-cendikiawan muslim yang ahli dalam bidangmasing-masing, seperti:
* Fikih : Ziyād ibn ‘Abd al-Raḥmān, Munzir ibn Sa’īd al-Balūti, Abu Bakr ibn al Qutiyyah, dan Ibn Ḥazm.
* Bahasa dan Sastra : Ibn Mālik, Abu ‘Ali al- Syiblī, Ibn Sayyidīn, Ibn ‘Abd al-Rābbih dll.
* Bidang Seni dan Musik : al-Hasan ibn Nāfî
* Bidang Filsafat : Ibn Bājah, ibn Tufail, Ibn Rusyd
* Bidang Sains : ‘Abbās ibn Farnās, Umm al-Hasan ibn Abi Ja’far
* Bidang Sejarah: Abu ‘Ubayd Abdullāh bin ‘Abd al-‘Azīz al-Bahri, Abu Hāmid Muhammad al-Mazīni, Ibn Khaldūn

E.Memetik Nilai Islami dalam Sejarah Bani Umayyah di Andalusia
Berikut beberapa nilai yang dapat dipetik:
* Pengalaman positif dan negatif dalam sejarah dijadikan bahan untuk perbaikan dalam menjalani kehidupan dan membangun peradaban.
* Teori-teori sejarah kebudayaan Islam dapat dimanfaatkan dan diterapkan untuk mengatasi permasalahan hidup di masa kini dan masa yang akan datang.
* Mencintai dan bangga pada kebudayaan Islam masa lalu
* Kedewasaan dalam berfikir dapat ditumbuhkan
Melibatkan diri dalam pemeliharan hasil peradaban
* Semangat mencari dan mengembangkan ilmu pengetahuan dapat ditumbuhkan
* Memupuk semangat dan motivasi untuk meningkatkan prestasi

2.Carilah hikmah dari kisah inspirasiku dihalaman 239 - 240.
tekat maju pantang menyerah , keyakinan yang teguh serta usaha yang keras akan mengantarkan kita kepada tujuan yang kita impikan

Tugas PAI Bab 10 : Andalusia Kota peradaban Islam di Barat

Nama: M Rakha Putra P. 
No. Absen: 24
Kelas: 7E
Judul: Andalusia: Kota Peradaban Islam di Barat (756-1031 M)
Rangkuman
A.Bani Umayyah di Andalusia 
Bani Umayyah di Andalusia mengacu pada dinasti Umayyah yang berkuasa di bagian selatan Semenanjung Iberia (Andalusia) dari tahun 756 hingga 1031 M. Dinasti ini merupakan cabang dari Dinasti Umayyah yang berbasis di Damaskus, Suriah. Setelah kejatuhan Dinasti Umayyah asal Suriah pada tahun 750 M, anggota-anggota keluarga Umayyah yang berhasil melarikan diri mencari tempat perlindungan di berbagai wilayah, termasuk Andalusia.

Kedatangan Bani Umayyah di Andalusia dimulai dengan kekuasaan Abd al-Rahman I pada tahun 756 M. Ia mendirikan emirat otonom yang menghindari pengaruh Abbasiyah dan mendirikan kekuasaan yang mandiri di wilayah tersebut. Emirat-Emirat Umayyah di Andalusia terus berkembang selama beberapa abad dan mencapai puncak kejayaan mereka di bawah kekuasaan Abd al-Rahman III dan putranya Al-Hakam II.
Pada masa pemerintahan Abd al-Rahman III (912-961 M), Andalusia mencapai puncak keemasannya. Ia menyatakan dirinya sebagai Khalifah dan mengangkat statusnya setara dengan Khalifah di Timur, sehingga menyatukan wilayah Andalusia secara politik dan agama. Kekuasaan Umayyah di Andalusia mencakup perkembangan seni, ilmu pengetahuan, arsitektur, dan perdagangan. Kota Cordoba, ibu kota Umayyah di Andalusia, menjadi salah satu pusat intelektual terbesar di dunia pada saat itu.
Namun, setelah kematian Abd al-Rahman III dan Al-Hakam II, kekacauan politik, pemberontakan, dan perang saudara melemahkan kekuasaan Bani Umayyah. Pada tahun 1031 M, kekhalifahan Umayyah runtuh menjadi beberapa kerajaan kecil yang saling bersaing, yang sering disebut sebagai “taifas.”
Akhirnya, pada abad ke-11, wilayah Andalusia mulai mengalami serangan dari Kerajaan Kristen di utara, terutama Kerajaan Kastilia dan Aragon. Proses penaklukan dan penaklukan berlanjut selama beberapa abad hingga seluruh wilayah Andalusia jatuh ke tangan Kristen pada tahun 1492 M, saat Kastilia merebut Granada, yang merupakan terakhir dari kerajaan Islam di Semenanjung Iberia

B.6 Periode Perkembangan Islam di Spanyol 
Perkembangan Islam di Spanyol mengalami enam periode yang berbeda:
Periode Pertama (711-755 M): Spanyol diperintah oleh para wali yang diangkat oleh Khalifah Bani Umayyah di Damaskus.
Periode Kedua (755-912 M): Spanyol diperintah oleh para āmir (panglima atau gubernur) yang tunduk pada khalifah Abbasiyyah di Baghdad.
Periode Ketiga (912-1013 M): Pemerintahan di Spanyol dipimpin oleh khalifah sendiri.
Periode Keempat (1013-1086 M): Spanyol terpecah menjadi lebih dari tiga puluh negara kecil yang diperintah oleh raja-raja atau Al-Mulk al-Ṭawāif.
Periode Kelima (1086-1248 M): Walaupun terpecah, Spanyol Islam menjadi kuat melalui dinasti Murabiṭūn dan Muwaḥidūn.
Periode Keenam (1248-1492): Islam hanya berkuasa di Granada di bawah dinasti Bani Aḥmar.
Pada intinya, Spanyol Islam mengalami perubahan kepemimpinan dan pembagian wilayah selama perkembangannya. Dari pemerintahan oleh para wali hingga berbagai dinasti yang memimpin, periode tersebut mencerminkan keragaman politik dan kekuasaan yang memengaruhi keberlangsungan Islam di Spanyol.

C.Kejayaan Islam di Andalusia
Pada saat itu, tiga kota utama – Baghdad, Konstantinopel, dan Cordova – memegang peran penting sebagai pusat kebudayaan global.
Kejayaan Islam di Spanyol sangat terlihat melalui perkembangan ilmu pengetahuan dan pembangunan fisik yang luar biasa.
Dalam bidang ilmu pengetahuan
1.Filsafat: Ilmuwan dan filosof Muslim di Andalusia, seperti Averroes (Ibnu Rushd), membuat kontribusi signifikan dalam bidang filsafat.
2.Seni: Seni rupa dan arsitektur berkembang pesat, menciptakan struktur indah yang mencerminkan estetika Islam yang khas.
3.Sastra: Karya sastra dalam berbagai bentuk, termasuk puisi, prosa, dan teks ilmiah, berkembang dengan pesat di bawah perlindungan dinasti Umayyah.
4.Agama: Selain Islam, interaksi dan perkembangan dalam pemikiran keagamaan, terutama dalam bidang teologi, terjadi di antara komunitas Muslim, Yahudi, dan Kristen di Andalusia.
5.Sains: Ilmuwan Muslim seperti Ibnu al-Haytham (Alhazen) membuat kontribusi penting dalam bidang optik dan ilmu pengetahuan alam lainnya.
Dalam hal pembangunan fisik
Pembangunan Kota: Cordova diperkaya dengan jembatan yang melintasi sungai yang membelah kota, menciptakan konektivitas yang penting.
Pembangunan Istana: Istana-istana yang megah, seperti al-Zahrā dan al-Hamrā, menjadi bukti kecemerlangan arsitektur dan kemakmuran.
Pembangunan Masjid: Masjid Cordova dan masjid-masjid lainnya memiliki arsitektur yang mengesankan dan menjadi pusat kegiatan keagamaan dan intelektual.
Pembangunan Pemukiman: Pemukiman dan kota-kota berkembang dengan infrastruktur yang canggih untuk kesejahteraan masyarakat.
Pembangunan Taman-taman: Taman-taman indah menciptakan lingkungan yang nyaman dan mendukung estetika dan kehidupan sosial.
Selain itu, beberapa bangunan ikonik lainnya meliputi:
Menara Giralda, yang dulunya adalah menara masjid Cordova dan kemudian diubah menjadi menara lonceng Katedral Sevilla.
Alcazar Sevilla, istana bersejarah dengan desain arsitektur yang menggabungkan elemen Islam dan Kristen.
Menara Emas Torre del Oro, sebuah menara pertahanan di Sevilla yang mencerminkan pengaruh Islam dalam arsitektur militer.
Keberhasilan ini menggambarkan dedikasi masyarakat Muslim di Andalusia terhadap pencapaian intelektual, seni, dan pembangunan fisik yang masih menginspirasi hingga saat ini.

D.Perkembangan ilmu pengetahuan pada Masa Bani Umayyah di Andalusia
Dalam Fikih (Hukum Islam): Orang-orang seperti Ziyād ibn ‘Abd al-Raḥmān, Munzir ibn Sa’īd al-Balūti, Abu Bakr ibn al-Qutiyyah, dan Ibn Ḥazm telah memberikan kontribusi penting dalam memahami dan mengembangkan hukum Islam.
Dalam Bahasa dan Sastra: Individu seperti Ibn Mālik, Abu ‘Ali al-Syiblī, Ibn Sayyidīn, dan Ibn ‘Abd al-Rābbih memiliki keahlian dalam bahasa dan sastra, memproduksi karya-karya sastra yang berharga.
Dalam Bidang Seni dan Musik: Tokoh seperti al-Hasan ibn Nāfî telah memberikan sumbangan dalam bidang seni dan musik, menghadirkan pencapaian budaya yang khas.
Dalam Filsafat: Individu seperti Ibn Bājah, ibn Tufail, dan Ibn Rusyd telah mewakili bidang filsafat dengan karya-karya yang mendalam dan berpengaruh.
Dalam Bidang Sains: ‘Abbās ibn Farnās dan Umm al-Hasan ibn Abi Ja’far telah membuat kontribusi berarti dalam bidang sains, menyumbangkan pemikiran dan penemuan ilmiah.
Dalam Bidang Sejarah: Figur seperti Abu ‘Ubayd Abdullāh bin ‘Abd al-‘Azīz al-Bahri, Abu Hāmid Muhammad al-Mazīni, dan Ibn Khaldūn telah memberikan pemahaman yang berharga tentang sejarah, mempertahankan warisan budaya dan pengetahuan.

E.Memetik Nilai Islami dalam Sejarah Bani Umayyah di Andalusia
Sejarah Bani Umayyah di Andalusia mengandung banyak nilai-nilai Islami yang dapat kita petik untuk menginspirasi kehidupan kita saat ini. Beberapa nilai penting yang dapat diambil adalah:
Belajar dari Pengalaman: Baik pengalaman positif maupun negatif dalam sejarah menjadi pelajaran berharga untuk perbaikan dalam menjalani kehidupan dan membangun peradaban. Pengalaman masa lalu harus dijadikan pedoman untuk menghindari kesalahan yang sama dan mencapai kemajuan yang lebih baik.
Menerapkan Teori Sejarah Kebudayaan: Teori-teori sejarah kebudayaan Islam yang terbentuk selama periode ini dapat dimanfaatkan dan diterapkan untuk mengatasi permasalahan hidup dalam konteks masa kini dan masa depan. Penggunaan pandangan sejarah untuk mengambil keputusan yang bijaksana dapat memberikan pandangan yang lebih luas dan mendalam.
Mencintai dan Bangga pada Kebudayaan Islam Masa Lalu: Menelusuri sejarah Bani Umayyah di Andalusia dapat membangkitkan rasa cinta dan kebanggaan terhadap warisan kebudayaan Islam yang kaya. Menghargai warisan ini bisa mendorong penghargaan yang lebih dalam terhadap akar-akar budaya kita.
Kedewasaan Berfikir: Mengkaji sejarah dengan kepala terbuka dan memahami konteksnya dapat membantu tumbuhnya kedewasaan berfikir. Hal ini mengajarkan kita untuk menganalisis informasi dengan lebih cermat sebelum mengambil keputusan.
Pemeliharaan Warisan Peradaban: Keterlibatan aktif dalam pemeliharaan dan pengembangan hasil peradaban adalah bentuk tanggung jawab kita terhadap warisan budaya. Sejarah Bani Umayyah menunjukkan bahwa pemeliharaan peradaban memerlukan komitmen yang berkelanjutan.
Semangat Mencari Ilmu Pengetahuan: Masa lalu yang penuh dengan pencarian ilmu pengetahuan dan perkembangan di berbagai bidang harus menjadi inspirasi bagi kita untuk terus mencari pengetahuan dan berinovasi.
Semangat dan Motivasi untuk Berkembang: Melalui mempelajari kisah-kisah masa lalu tentang prestasi dan tantangan, kita bisa memupuk semangat dan motivasi untuk meningkatkan prestasi kita sendiri. Kita bisa terinspirasi untuk berjuang lebih keras dalam mencapai tujuan kita
a. Pengalaman positif dan negatif dalam sejarah dijadikan bahan untuk perbaikan dalam menjalani kehidupan dan membangun peradaban.
b. Teori-teori sejarah kebudayaan Islam dapat dimanfaatkan dan diterapkanuntuk mengatasi permasalahan hidup di masa kini dan masa yang akan datang.
c. Kedewasaan dalam berfikir dapat ditumbuhkan. Hal ini mendorong cara pandang ke depan yang lebih luas, bertindak arif, dan bijaksana.
d. Mencintai dan bangga pada kebudayaan Islam masa lalu. e. Melibatkan diri dalam pemeliharan hasil peradaban baik dengan mempelajarinya maupun mengambil manfaatnya.
f. Semangat mencari dan mengembangkan ilmu pengetahuan dapat ditumbuhkan.
g. Memupuk semangat dan motivasi untuk meningkatkan prestasi. 

Tugas PAI : Andalusia Kota Peradaban Islam di Barat

Nama:Daris Erdia Pradana 
Kelas:7a
No absen:13
A. Bani Umayyah di Andalusia: 
   Islam masuk di Andalusia tahun 92H. Saat itu Andalusia dikuasai oleh orang-orang Goth(Gothic). Musa' bin Nusayr sebagai gubernur Afrika Utara mengirim pasukan yang dipimpin oleh Panglima Tariq bin Ziyad pada tahun 710M untuk melakukan penaklukan ke wilayah ini. Mereka tidak mendapatkan perlawanan yang intensif dari penguasa setempat. Hal ini didukung oleh situasi lemahnya politik pemerintahan dan rakyat tidak mendukungnya.
 Pasukan tersebut memperoleh keberhasilan pada tahun 712 M. Pasukan yang dipimpin oleh Musa' bin Nusayr berhasil menuju Andalusia melalui jalan lain yang tidak dilalui oleh Tariq bin Ziyad dan pasukannya. Pantai barat semenanjung Spanyol yakni Sevilla dan Merida berhasil ditaklukan. Kemudian mereka bertemu dengan pasukan Tariq di Toledo. Dua pasukan bergabung. Daerah taklukan meluas hingga ke Utara seperti Barcelona,Terrofona, dan Saragossa.
   Pas tanggal 15 Mei 756 M., ‘Abd al-Rahman Al-Dakhil memproklamirkan berdirinya imarah Umayyah II di Andalusia(Spanyol). Hal ini menandakan secara resmi dimulainya kekuasaan kedua dari Dinasti Umayyah yang lepas dari Abbasiyyah di Baghdad. Wilayah Islam di Andalusia pada Umayyah II ini, dibagi menjadi lima provinsi (vice royalty) yang dikepalai oleh seorang amir. Pusat pemerintahannya adalah Cordova.
 Sejak masuk ke Spanyol, wilayah ini menjadi wilayah provinsi Islam di bawah Bani Umayyah di Damaskus. Namanya diganti dengan sebutan Andalusia. Pemerintah pusat Damaskus menempatkan seorang wali atau amir di Spanyol. Wali pertamanya adalah anak Musa bin Nusayr yang bernama ‘Abd al-Aziz. Di Andalusia, ‘Abd al-Aziz menikah dengan Achelon seorang janda dari Roderick yang kemudian namanya diganti dengan Ummu ‘Asim. Inilah pernikahan campuran pertama antara seorang muslim dengan seorang wanita Spanyol. Setelah ‘Abd Al-Aziz wafat, kepemimpinannya dilanjutkan oleh Muhammad bin Yazid sebagai penguasa Afrika Utara dan Spanyol.
   Penduduk Spanyol merasa bahagia dan memperoleh kemakmuran di bawah pemerintahan Islam. Umat kristiani menikmati kebebasannya dan tidak diganggu dalam melaksanakan ibadah dan kebiasaanya. Golongan Yahudi benar-benar merasakan tertolong oleh kehadiran bangsa Arab ini. Mereka menjadi merdeka dan aktif membantu bangsa Arab dalam memerintah Spanyol dan mengembalikan negeri ini ke tingkat budaya yang tinggi.
 Kekuasaan Islam di Andalusia ini tanpa menganiaya dan tidak ikut campur dalam urusan internal mereka. Kaum muslimin memberikan otonomi penuh dalam semua masalah keagamaan.
 Pada tahun 750 M terjadi peristiwa besar di Damaskus yang menimpa kekuasaan atau revolusi yang dilakukan oleh keluarga Bani Abbas yang dibantu para pemberontak yang sejak lama melakukan penekanan terhadap Bani Umayyah. Revolusi tersebut berhasil mengakhiri kekuasaan Bani Umayyah yang sudah berkuasa selama 90 tahun.
 Seorang pemuda keturunan Bani Umayyah yang bernama ‘Abd al-Rahman lolos dari kepungan Bani Abbas. Ia berhasil meloloskan diri dengan bersembunyi dan berkelana sehingga sampai ke Spanyol. Di Spanyol, ia disambut oleh pendukungnya dan berhasil menjadi amir dan penguasa Spanyol. Dia berhasil membangun kekuasaan Bani Umayyah di Spanyol, sehingga dijuluki dengan ‘Abd al-Rahma al-Dakhil yang artinya “pendatang baru”. Untuk mempertahankan Spanyol dari ancaman musuh-musuhnya, ‘Abd al-Rahman al-Dakhil membangun sebuah angkatan bersenjata yang kuat dan terlatih yang terdiri atas 40.000 prajurit bayaran dari bangsa Barbar.

Perkembangan Islam di Spanyol dapat dibagi enam periode, yaitu:
a) Periode Pertama(711-755M)
Spanyol berada di bawah pemerintahan para wali yang diangkat oleh Khalifah Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus.
b) Periode Kedua(755-912M)
Spanyol berada di bawah pemerintahan seorang yang bergelar amir(panglima atau gubernur) akan tetapi tunduk kepada pusat pemerintahan Islam yang pada saat itu dipegang oleh Khalifah Abbasiyah di Baghdad.
c) Periode Ketiga(912-1013M)
Periode ini diperintah oleh penguasa dengan gelar khalifah.
d) Periode Keempat (1013-1086M)
Spanyol terpecah menjadi lebih dari tiga puluh negara kecil dibawah pemerintahan raja-raja golongan atau Al-Mulk al-Tawaif yang berpusat di daerah kota seperti Sevilla,Cordova,Toledo, dan sebagainya.
e) Periode Kelima(1086-1248M)
Spanyol Islam meskipun masih terpecah dalam beberapa negara tetapi mendapat suatu kekuatan yang dominan yaitu kekuasaan dinasti murabitun dan muwahidun .
f)Periode Keenam(1248-1492M)
pada periode ini Islam hanya berkuasa di daerah Granada. di bawah dinasti Bani Ahmar. Peradaban kembali mengalami kemajuan seperti pada zaman ‘Abd al-Rahman al-Nasir akan tetapi, secara politik dinasti ini hanya berkuasa di wilayah yang kecil.B. Kejayaan Islam di Andalusia:
Baghdad, Konstantinopel, dan Cordova merupakan tiga kota yang menjadi pusat kebudayaan dunia saat itu. Terdapat 113.000 rumah, 70 perpustakaan, toko buku dan ratusan masjid, jalan aspal yang panjang dan diterangi dengan lampu-lampu dari rumah-rumah yang berhampiran menjadi pemandangan menarik di Cordova. Kota ini menjadi populer dan mengundang kekaguman pengunjung.
  Utusan diplomatik banyak berkumpul di Cordova. Delegasi berdatangan dari Zanata Afrika Utara, dinasti Idrisiyyah raja Perancis, Konstantinopel, dan Jerman.
 Kejayaan Islam di Spanyol ditunjukkan dengan beberapa perkembangan ilmu pengetahuan dan pembangunan fisik. ilmu pengetahuan berkembang pada bidang filsafat,seni, sastra, agama, dan sains. pembangunan gedung-gedung, seperti pembangunan kota, istana,masjid, pemukiman dan taman-taman menjadi pembangunan fisik yang sangat menonjol. pembangunan yang megah terdapat pada kota al-Zahra masjid Cordova istana Ja'fariyah di Saragossa, masjid Sevilla, tembok Toledo, istana al-Ma'mun,dan istana al-Hamra di Granada.
Cordova adalah ibukota Spanyol sebelum Islam kemudian diambil alih oleh Bani Umayyah. Cordova dibangun dan diperindah. jembatan yang dibangun di atas sungai yang mengalir di tengah kota menambah keindahan kota. ibu kota Spanyol Islam dihiasi oleh taman-taman. istana yang megah berdiri di sekitarnya. kebanggaan kota Cordova adalah masjid Cordova, perkampungan-perkampungan yang indah, tempat-tempat pemandian dan saluran air dari pegunungan.
Granada adalah tempat pertahanan terakhir umat Islam di Spanyol. di kota itu, ada sisa-sisa kekuatan Arab dan pemikir Islam. arsitektur terkenal di seluruh Eropa. istana al-Hamra yang indah dan megah adalah pusat dan puncak ketinggian arsitektur Spanyol Islam.
 beberapa bangunan dengan arsitektur Islam yang kental, seperti menara giralda, alcazar Sevilla, menara emas torre del Oro terdapat di Sevilla. salah satu menaranya yaitu giralda terindah di benua Eropa. semula, menara ini merupakan minaret atau menara masjid. saat ini menara tersebut beralih fungsi sebagai menara lonceng katredal Sevilla .
dekat la giralda terdapat alcazar Sevilla bangunan spektakuler memiliki ornamen dinding yang memuat script berbahasa Arab termasuk frasa wa la galib illa Allah ( Tiada Pemenang Kecuali Allah SWT). karya arsitektur ini menjadi refleksi sejenis dari arsitektur istana _al- Hamra._C.Perkembangan ilmu pengetahuan pada Masa Bani Umayyah di Andalusia:
Spanyol adalah negeri yang subur.dengan kesuburannya dapat menghasilkan ekonomi yang tinggi sehingga dapat melahirkan para cendekiawan cendekiawan muslim.kebudayaan yang paling menonjol terlihat pada munculnya para ilmuwan dengan masing-masing keahlian di bidangnya.
a) fikih:
kebanyakan masyarakat Spanyol Islam menganut mazhab Maliki, mazhab Maliki menjadi aliran fiqih yang populer. di antara ulama fiqih yang terkenal adalah Ziyad ibn ‘Abd al-Rahman. ilmu ini dikembangkan kemudian oleh ibn Yahya. Dia pernah menjadi Kadi pada masa Hisyam ibn ‘Abd al-Rahman.terkenal lainnya adalah munzir ibn sa'id al-baluti, abu bakr ibn Hazm.
b) Bahasa dan sastra:
bahasa Arab menjadi bahasa resmi dan administrasi dalam pemerintahan Islam di Spanyol.bahasa ini diajarkan kepada murid-murid, baik muslim maupun non muslim. Mereka banyak yang mahir dalam bahasa Arab baik dalam berbicara maupun tata bahasa. ulama yang terkenal dalam bidang bahasa Arab diantaranya ibn Malik, pengarang kitab Alfiyyah, abu ‘Ali al-Syibli, ibn sayyidin, ibn al-hajj, ibn khuruf, abu al- Hasan Ibn usfur, dan abu hayyan Al Garnati.
c)Bidang seni dan musik:
syair di Spanyol didasarkan pada model syair Arab. syair digabungkan dengan musik. tokoh terkenal dalam bidang seni musik, yaitu al Hasan Ibn Nafi yang dikenal dengan Ziryab (789-857 M). Ziryab selalu tampil dalam perjamuan dan pertemuan di Cordova. ia mahir dalam mengubah lagu. ilmunya diajarkan pada anak-anak bahkan pada budak-budak, sehingga ilmunya menjadi terkenal.
d)Bidang filsafat:
ibn bajah dengan nama aslinya abu bakr Muhammad ibn al-Sayig merupakan tokoh utama dalam sejarah filsafat Arab-Spanyol.dia menulis buku terkenal, Tadbir al-mutawahhidin. selain dirinya, terdapat abu bakr ibn tufail, penduduk asli wady asy, sebuah dusun kecil di sebelah timur Granada. dia wafat pada usia lanjut pada tahun 1185M. dia banyak menulis bidang astronomi, filsafat, dan kedokteran. hayy ibn yaqzan merupakan karya filsafatnya yang terkenal. pada akhir abad 12 M, muncul seorang ahli filsafat dalam Islam yaitu ibn Rusyd(Averroes) dari Cordova. ia menjadi pengikut mazhab Aristoteles dalam bidang filsafat.
e)Bidang Sains:
pada masa Spanyol Islam, ilmu-ilmu kedokteran musik matematika astronomi kimia dan lain-lain juga berkembang dengan baik dalam ilmu kimia dan astronomi muncul tokoh terkenal yaitu Abbas ibn farnas. ia adalah orang pertama yang menemukan pembuatan kaca dari batu. Ibrahim ibn Yahya al-Naqqas merupakan ahli dalam astronomi. ia dapat menentukan waktu terjadinya gerhana matahari dan menentukan beberapa lamanya. selain itu ia juga berhasil membuat teropong yang dapat menentukan jarak antara tata surya dan bintang-bintang. dalam bidang obat-obatan muncul nama Ahmad ibn Ibas dari Cordova. umm Al Hasan ibn abi ja'far dan saudara perempuannya Al hafiz adalah dua orang ahli kedokteran dari kalangan wanita.
f) Bidang sejarah:
pada masa ini muncul pula pemikir dalam bidang geografi dan sejarah tokoh ilmuwan geografi yang terkenal diantaranya adalah abu ubaid Abdullah bin ABD Al Aziz Al Bahri dan abu Hamid Muhammad Al madini IBN dan dari Valencia (1145-1128M). menulis tentang negeri-negeri Muslim di Mediterania dan Sicilia. ibn batatah dari Tangier(1304-1377M). melakukan perjalanan mencapai samudra pasai dan Cina. riwayat Granada disusun oleh ibn Al khatib (1317-1374M).tokoh terkenal lainya yaitu ibn Khaldun dari Tunisia, merupakan perumus filsafat sejarah perkembangan ilmu sejarah di Spanyol tidak terpisahkan dari peran ibn Khaldun(1332-1406 M). ia dikenal sebagai tokoh yang ahli dalam analisis sejarah murni atau historiografi. karyanya yang terkenal adalah muqaddimah, yang digunakan sebagai rujukan ilmu sejarah hingga sekarang ini.

D. memetik nilai islami dalam sejarah Bani Umayyah di Andalusia: a) pengalaman positif dan negatif dalam sejarah dijadikan bahan untuk perbaikan dalam menjalani kehidupan dan membangun peradaban. 
b) teori-teori sejarah kebudayaan Islam dapat dimanfaatkan dan diterapkan untuk mengatasi permasalahan hidup di masa kini dan masa yang akan datang. 
c) kedewasaan dalam berpikir dapat ditumbuhkan hal ini mendorong cara pandang ke depan yang lebih luas, bertindak arif, dan bijaksana. 
d) mencintai dan bangga pada kebudayaan Islam masa lalu. 
e) melibatkan diri dalam pemeliharaan hasil peradaban baik dengan mempelajarinya maupun mengambil manfaatnya.
f) semangat mencari dan mengembangkan ilmu pengetahuan dapat ditumbuhkan. 
g) memupuk semangat dan motivasi untuk meningkatkan prestasi.

Jawaban soal no 2:
keteguhan tokoh dapat dijadikan inspirasi dan penyemangat untuk mencapai cita-cita yg ingin kita tuju

Tugas : Andalusia Kota Peradaban Islam di Barat

Nama: Winner Juniar Sulistyanto
Kelas: 7E
No.absen: 35
Judul= Rangkuman bab 10
1.Buatlah rangkuman dari materi Thalab Al Ilm hal 227 - 237 
A.Bani Umayyah di Andalusia
Islam masuk di Andalusia pada tahun 92 H yang saat itu dikuasai oleh orang-orang Goth (Gothic).
Mūsa’ bin Nusayr sebagai gubernur Afrika Utara mengirim pasukan yang dipimpin oleh Panglima Ṭāriq bin Ziyād pada tahun 710 M untuk melakukan penaklukan ke wilayah ini dan berhasil menaklukannya pada pada tahun 712 M.
Pada tanggal 15 Mei 756 M., ‘Abd al-Rahmān al-Dakhīl memproklamirkan berdirinya Imārah Umayyah II di Andalusia (Spanyol).
Penduduk Spanyol merasa bahagia dan memperoleh kemakmuran di bawah pemerintah Islam. Umat kristiani menikmati kebebasannya dan tidak diganggu dalam melaksanakan ibadah dan kebiasaannya.
Golongan Yahudi benar-benar merasakan tertolong oleh kehadiran bangsa Arab ini. Mereka menjadi merdeka dan aktif membantu bangsa Arab dalam memerintah Spanyol dan mengembalikan negeri ini ke tingkat budaya yang tinggi.
Pada tahun 750 M terjadi peristiwa besar di Damaskus yang menimpa kekuasaan atau revolusi yang dilakukan oleh keluarga Bani Abbas yang dibantu para pemberontak yang sejak lama melakukan penekanan terhadap Bani Umayyah.
Revolusi tersebut berhasil mengakhiri kekuasaan Bani Umayyah yang sudah berkuasa selama 90 tahun. Seorang pemuda keturunan Bani Umayyah yang bernama ‘Abd al- Rahmān lolos dari kepungan Bani Abbas dan sampai di Spanyol.
Disana dia berhasil menjadi seorang āmir dan penguasa Spanyol, sehingga dijuluki ‘Abd al-Rahmān al-Dakhīl yang artinya ”pendatang baru.”

B. Perkembangan Islam di Spanyol
Perkembangan Islam di Spanyol dapat dibagi enam periode, yaitu
Periode Pertama (711-755 M)
Periode Kedua (755-912 M)
Periode Ketiga (912-1013 M)
Periode Keempat (1013-1086 M)
Periode Kelima ( 1086-1248 M)
Periode Keenam (1248-1492)
Pada periode pertama, Spanyol berada di bawah pemerintahan para wali yang diangkat oleh Khalifah Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus.
Pada periode kedua, Spanyol berada di bawah pemerintahan seorang yang bergelar āmir (panglima atau gubernur) akan tetapi tunduk kepada pusat pemerintahan Islam yang pada saat itu dipegang oleh khalifah Abbasiyyah di Baghdad.
Pada periode ketiga, Spanyol diperintah oleh penguasa dengan gelar khalifah.
Pada periode keempat, Spanyol terpecah menjadi lebih dari tiga puluh negara kecil di bawah pemerintahan raja-raja golongan atau Al-Mulk al-Ṭawāif.
Pada periode kelima, Spanyol Islam meskipun masih terpecah dalam beberapa negara tetapi mendapat suatu kekuatan yang dominan yaitu kekuasaan dinasti Murabiṭūn dan Muwaḥidūn.
Pada periode keenam, Islam hanya berkuasa di daerah Granada, di bawah dinasti Bani Aḥmar.

C.Kejayaan Islam di Andalusia
Baghdad, Konstantinopel, dan Cordova merupakan tiga kota yang menjadi pusat kebudayaan dunia saat itu.
Kejayaan Islam di Spanyol ditunjukkan dengan beberapa perkembangan ilmu pengetahuan dan pembangunan fisik. Untuk bidang ilmu pengetahuan seperti pada bidang:
filsafat
seni
sastra
agama
sains
Untuk pembangunan fisik seperti:
pembangunan kota
pembangunan istana
pembangunan masjid
pembangunan pemukiman
pembangunan taman-taman
Pembangunan yang megah terdapat pada:
kota al-Zahrā
masjid Cordova
Istana Ja’fariyah di Saragosa
masjid Sevilla
tembok Toledo
istana al-Ma’mūn
istana al- Hamrā di Granada
Cordova dibangun dan diperindah dengan jembatan yang dibangun di atas sungai yang mengalir di tengah kota, taman-taman dan istana yang megah.
Granada adalah tempat pertahanan terakhir umat Islam di Spanyol, disana ada Istana al-Hamrā yang indah dan megah. Selain itu ada beberapa bangunan terkenal lainnya, seperti:
menara Giralda
Alcazar Sevilla
Menara Emas Torre del Oro

D.Perkembangan ilmu pengetahuan pada Masa Bani Umayyah di Andalusia
Spanyol melahirkan para cendikiawan-cendikiawan muslim yang ahli dalam bidang masing-masing, seperti:
Fikih : Ziyād ibn ‘Abd al-Raḥmān, Munzir ibn Sa’īd al-Balūti, Abu Bakr ibn al Qutiyyah, dan Ibn Ḥazm.
Bahasa dan Sastra : Ibn Mālik, Abu ‘Ali al- Syiblī, Ibn Sayyidīn, Ibn ‘Abd al-Rābbih dll.
Bidang Seni dan Musik : al-Hasan ibn Nāfî
Bidang Filsafat : Ibn Bājah, ibn Tufail, Ibn Rusyd
Bidang Sains : ‘Abbās ibn Farnās, Umm al-Hasan ibn Abi Ja’far
Bidang Sejarah: Abu ‘Ubayd Abdullāh bin ‘Abd al-‘Azīz al-Bahri, Abu Hāmid Muhammad al-Mazīni, Ibn Khaldūn

E.Memetik Nilai Islami dalam Sejarah Bani Umayyah di Andalusia
Apa saja nilai Islami yang dapat dipetik dari sejarah ini? Berikut beberapa nilai yang dapat dipetik:
Pengalaman positif dan negatif dalam sejarah dijadikan bahan untuk perbaikan dalam menjalani kehidupan dan membangun peradaban.
Teori-teori sejarah kebudayaan Islam dapat dimanfaatkan dan diterapkan untuk mengatasi permasalahan hidup di masa kini dan masa yang akan datang.
Mencintai dan bangga pada kebudayaan Islam masa lalu
Kedewasaan dalam berfikir dapat ditumbuhkan
Melibatkan diri dalam pemeliharan hasil peradaban
Semangat mencari dan mengembangkan ilmu pengetahuan dapat ditumbuhkan
Memupuk semangat dan motivasi untuk meningkatkan prestasi.

2.Carilah hikmah dari kisah inspirasiku dihalaman 239 - 240.
Tekat yang kuat, keyakinan yang teguh serta usaha keras akan mengantarkan kita kepada tujuan yang ingin kita tuju.

Tugas : Andalusia Kota Peradaban Islam di Barat

Sayyid al Hasbi/Absen 31/7e
A.Bani Umayyah di Andalusia
Islam masuk di Andalusia pada tahun  92 H  yang saat itu dikuasai oleh orang-orang Goth (Gotik).
Mūsa' bin Nusayr  sebagai gubernur Afrika Utara mengirim pasukan yang dipimpin oleh  Panglima Ṭāriq bin Ziyād  pada tahun 710 M untuk melakukan penaklukan ke wilayah ini dan berhasil menaklukannya pada tahun 712 M.
Pada tanggal 15 Mei 756 M., 'Abd al-Rahmān al-Dakhīl  memproklamirkan 
berdirinya Imārah Umayyah II di Andalusia (Spanyol).
Penduduk Spanyol merasa bahagia dan memperoleh kemakmuran di bawah pemerintahan Islam. Umat kristiani menikmati kebebasannya dan tidak diganggu dalam menjalankan ibadah dan kebiasaannya.
Golongan Yahudi benar-benar terasa tertolong oleh kehadiran bangsa Arab ini. Mereka menjadi merdeka dan aktif membantu bangsa Arab dalam memerintah Spanyol dan mengembalikan negeri ini ke tingkat budaya yang tinggi.
Pada tahun 750 M  terjadi peristiwa besar di Damaskus yang menjatuhkan kekuasaan atau revolusi yang dilakukan oleh keluarga Bani Abbas yang dibantu para pemberontak yang sejak lama melakukan penekanan terhadap Bani Umayyah.
Revolusi tersebut berhasil mengakhiri kekuasaan Bani Umayyah yang sudah berkuasa selama 90 tahun. Seorang pemuda keturunan Bani Umayyah yang bernama  'Abd al- Rahmān  lolos dari kepungan Bani Abbas dan sampai di Spanyol.
Disana dia berhasil menjadi seorang āmir dan penguasa Spanyol, sehingga dijuluki  'Abd al-Rahmān al-Dakhīl  yang artinya ”pendatang baru.”

B.Perkembangan Islam di Spanyol
Perkembangan Islam di Spanyol dapat dibagi enam periode, yaitu:
* Periode Pertama (711-755 M)
* Periode Kedua (755-912 M)
* Periode Ketiga (912-1013 M)
* Periode Keempat (1013-1086 M)
* Periode Kelima ( 1086-1248 M)
* Periode Keenam (1248-1492 M)
Pada periode pertama, Spanyol berada di bawah pemerintahan para wali yang diangkat oleh Khalifah Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus.
Pada periode kedua, Spanyol berada di bawah pemerintahan seorang yang bergelar āmir (panglima atau gubernur) akan tetapi tunduk kepada pusat pemerintahan Islam yang pada saat itu dipegang oleh khalifah Abbasiyyah di Baghdad.
Pada periode ketiga, Spanyol diperintah oleh penguasa dengan gelar khalifah.
Pada periode keempat, Spanyol terpecah menjadi lebih dari tiga puluh negara kecil di bawah pemerintahan raja-raja golongan atau Al-Mulk 
Pada periode kelima, Spanyol Islam meskipun masih terpecah dalam beberapa negara tetapi mendapat suatu kekuatan yang dominan yaitu kekuasaan dinasti Murabiṭūn dan Muwaḥidūn.
Pada periode keenam, Islam hanya berkuasa di daerah Granada, di bawah dinasti Bani Aḥmar.

C.Kejayaan Islam di Andalusia
Baghdad, Konstantinopel, dan Cordova merupakan tiga kota yang menjadi pusat kebudayaan dunia saat itu.
Kejayaan Islam di Spanyol ditunjukkan dengan beberapa perkembangan ilmu pengetahuan dan pembangunan fisik. Untuk bidang ilmu pengetahuan seperti pada bidang:
* filsafat
* seni
* sastra
* agama
* sains
Untuk pembangunan fisik seperti:
* pembangunan kota
* pembangunan istana
* pembangunan masjid
* pembangunan pemukiman
* pembangunan taman-taman
* Pembangunan yang megah terdapat pada:
* masjid Cordova
* Istana Ja’fariyah di Saragosa
* Istana al-ma'mun
* tembok toledo
Cordova dibangun dan 
diperindah dengan jembatan yang dibangun di atas sungai yang mengalir di tengah kota, taman-taman dan istana yang megah.
Granada adalah tempat pertahanan terakhir umat Islam di Spanyol, disana ada Istana al-Hamrā yang indah dan megah. Selain itu ada beberapa bangunan terkenal lainnya, seperti:
* menara Giralda
* Alcazar Sevilla

D.Perkembangan ilmu pengetahuan pada Masa Bani Umayyah di Andalusia
Spanyol melahirkan para cendikiawan-cendikiawan muslim yang ahli dalam bidangmasing-masing, seperti:
* Fikih : Ziyād ibn ‘Abd al-Raḥmān, Munzir ibn Sa’īd al-Balūti, Abu Bakr ibn al Qutiyyah, dan Ibn Ḥazm.
* Bahasa dan Sastra : Ibn Mālik, Abu ‘Ali al- Syiblī, Ibn Sayyidīn, Ibn ‘Abd al-Rābbih dll.
* Bidang Seni dan Musik : al-Hasan ibn Nāfî
* Bidang Filsafat : Ibn Bājah, ibn Tufail, Ibn Rusyd
* Bidang Sains : ‘Abbās ibn Farnās, Umm al-Hasan ibn Abi Ja’far
* Bidang Sejarah: Abu ‘Ubayd Abdullāh bin ‘Abd al-‘Azīz al-Bahri, Abu Hāmid Muhammad al-Mazīni, Ibn Khaldūn

E.Memetik Nilai Islami dalam Sejarah Bani Umayyah di Andalusia
Berikut beberapa nilai yang dapat dipetik:
* Pengalaman positif dan negatif dalam sejarah dijadikan bahan untuk perbaikan dalam menjalani kehidupan dan membangun peradaban.
* Teori-teori sejarah kebudayaan Islam dapat dimanfaatkan dan diterapkan untuk mengatasi permasalahan hidup di masa kini dan masa yang akan datang.
* cinta dan bangga pada kebudayaan Islam masa lalu
* dewasa dalam berfikir dapat ditumbuhkan
Melibatkan diri dalam pemeliharan hasil peradaban
* Semangat mencari dan mengembangkan ilmu pengetahuan 

2.Carilah hikmah dari kisah inspirasiku dihalaman 239 - 240.
tekun, yang kuat, pantang menyerah, tekat maju terus pantang menyerah, tekat yang kuat

Tugas PAI BAb 10 : Andalusia Kota Peradaban Islam di Barat

Nama: Callysta Sasmaya Nursetya
Kelas: 7e
No absen:08
Tugas
1.Bani Umayyah di Andalusia
Islam masuk di Andalusia tahun 92 H. Saat itu Andalusia dikuasai oleh orang-orang Goth (Gothic). Mūsa' bin Nusayr sebagai gubenur Afrika Utara mengirim pasukan yang di pimpin oleh Panglima Thariq bin Ziyad Pada tahun 710 M untuk melakukan penaklukan ke wilayah ini. Mereka tidak mendapatkan perlawanan yang intensif dari pengiasa setempat. Hal ini di dukung oleh situasi lemahnya politik pemerintahan dan rakyat tidak mendukungnya.
Pasukan tersebut memperoleh keberhasilan pada tahun 713 M. Pasukan yang dipimpin oleh Mūsa' bin Nusayr berhasil menuju Andalusia melalui barat semenanjung Spanyol yakni Sevilla dan Merida berhasil ditaklukan. Kemudian mereka bertemu dengan pasukan Tariq di Toledo. Dua pasukan bergabung. Daerah taklukan meluas sehingga ke Utara seperti Barcelona, Terrofona, dan Saragossa.
Pada tanggal 15 Mei 756M. 'Abd al-Rahman al-Dakhil memproklamirkan berdirinya Imārah Umayyah II di Andalusia (Spanyol). Wilayah islam di Andalusia pada Umayyah II ini, di bagi menjadi lima provinsi (vice royalty) yang dikepalai oleh seorang amir. Pusat pemerintahannya adalah cordova.
Sejak masuk ke spanyol, wilayah ini menjadi wilayah provinsi islam di bawah Bani Ummayah di Damaskus menempatkan seorang wali atau amir Spanyol. Wali pertamanya adalah anak Musa' bin Nusary yang bernama 'Abd al-Aziz menikah dengan Achelon seorang janda dari Roderick yang kemudian namanya di ganti dengan Ummu 'Asim. Inilah pernikahan campuran pertama antara seorang muslim dengan seorang wanita Spanyol. Setelah 'Abd Al-Aziz wafat, kepemimpinannya dilanjut kan oleh Muhammad bin Yazid sebagai penguasa Afrika Utara dan Spanyol.
Kekuasaan Islam di Andalusia ini tanpa menganiaya dan tidak ikut campur dalam urusan internal mereka. Kaum muslimin memberikan otonomi penuh dalam semua masalah keagamaan. 
Pada tahun 750 M terjadi peristiwa besar fi Damaskus yang menimpa kekuasaan atau revolusi yang di lakukan oleh keluarga Bani Abbas yang di bantu para pemberontak yang sejak lama melakukan penekanan terhadap Bani Umayyah yang sudah berkuasa selama 90 tahun.
Seorang pemuda keturunan Bani Umayyah yang bernama 'Abd al-Rahman lolos dari kelungan Bani Abbas. Ia berhasil meloloskan diri dengan bersembunyi dan berkelana sehingga sampai ke Spanyol. Di Spanyol, sehingga di juluki dengan Abd al-Rahman al-Dakhil yang artinya "pendatang baru". Untuk mempertahankan Spanyol dari ancaman musuh-musuhnya.
'Abd al-Rahman al-Dakhil membangun sebuah angkatan bersenjata yang kuat dan terlatih yang terdiri atau 40.000 prajurit bayaran bangsa barbsar.

Perkembangan islam di Spanyol dapat di bagi enam periode yaitu:
A. Periode pertama (711-755M)
Spanyol berasa di bawah pemerintah para wali yang di angkat oleh Khalifah Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus.
B. Periode kedua (755-912M)
Spanyol berada di bawah pemerintahan seorang yang bergelar amir (panglima atau gubernur) akan tetapi tunduk kepada pusat pemerintahan islam yang pada saat itu di pegang eh khalifah Abbasiyyah di Baghdad.
C. Periode ketiga (912-1013M)
Periode ini Spanyol diperintahkan oleh penguasa dengan gelar khalifah.
D. Periode Keempat (1013-1086M) 
Spanyol terpecah menjadi lebih dari tiga puluh negara kecil fi bawah pemerintahan raja-raja golongan atau Al-mulk al-Tawaif yang berpusat di daerah kota seperti Servilla, Cordova, Toledo, dan sebaginya.
E.periode kelima (1086-1248M)
Spanyol islam meskipun masih terpecah dalam beberapa negara tetapi mendapat suatu kekuatan yang dominan yaitu kekuasaan dinasti Murabifun dan Muwahidun.
F. Periode keenam (1248-1482)
Pada periode ini islam hanya berkuasa di daerah Granada, di bawah dinasti Bani Ahmar. Peradaban kembali mengalami kemajuan seperti pada zaman 'Abd al-rahman al-Nasir. Akan tetapi, secara politik dinasti ini hanya berkuasa di wilayah yang kecil.

2.  Kejayaan Islam di Andalusia
Baghdad, Konstantinopel, dan Cordova merupakan tiga kota yang menjadi pusat kebudayaan dunia saat itu. 
Utusan diplokmatik banyak berkumpul di Cordova. Delegasi berdatangan dari Zanata Afrika Utara, dinasti Idrisiyyah, raja Perancis, Konstantinopel, dan jerman.
Kejayaan Islam di Spanyol di tunjukkan dengan beberap perkembangan ilmu pengetahuan dan pembangunan fisik. Ilmu pengetahuan berkembang pada bidang filsafat, seni, sastra, agama, dan sains. Pembangunan gedung-gedung, seperti pembangunan kota, istana, masjid, pemukiman dan taman-taman menjadi pembangunan fisik yang sangat menonjol. Pembangunan yang megah terdapat pada kota al-Zahrā, masjid Cordova Istana Ja'fariyah di Saragosa, masjid Sevilla, tembok Toledo, istana al-Ma'mūn, dan istana al-Hamrā di Granada.
Cordova adalah ibu kota Spanyol sebelum Islam kemudian di ambil alih oleh Bami Umayyah. Cordova dibangun dan diperindah.

Tugas Bab 10 : Andalusia Kota Peradaban islam di Barat

Nama : Muhamad Akbar Nur Wahid 
Klas : 7E
Nomer absen : 021
Tugas 10 : 
Bani Umayyah di Andalusia
mengacu pada dinasti Umayyah yang berkuasa di bagian selatan Semenanjung Iberia (Andalusia) dari tahun 756 hingga 1031 M. Dinasti ini merupakan cabang dari Dinasti Umayyah yang berbasis di Damaskus, Suriah. Setelah kejatuhan Dinasti Umayyah asal Suriah pada tahun 750 M, anggota-anggota keluarga Umayyah yang berhasil melarikan diri mencari tempat perlindungan di berbagai wilayah, termasuk Andalusia.
Kedatangan Bani Umayyah di Andalusia dimulai dengan kekuasaan Abd al-Rahman I pada tahun 756 M. Ia mendirikan emirat otonom yang menghindari pengaruh Abbasiyah dan mendirikan kekuasaan yang mandiri di wilayah tersebut. Emirat-Emirat Umayyah di Andalusia terus berkembang selama beberapa abad dan mencapai puncak kejayaan mereka di bawah kekuasaan Abd al-Rahman III dan putranya Al-Hakam II.
Pada masa pemerintahan Abd al-Rahman III (912-961 M), Andalusia mencapai puncak keemasannya. Ia menyatakan dirinya sebagai Khalifah dan mengangkat statusnya setara dengan Khalifah di Timur, sehingga menyatukan wilayah Andalusia secara politik dan agama. Kekuasaan Umayyah di Andalusia mencakup perkembangan seni, ilmu pengetahuan, arsitektur, dan perdagangan. Kota Cordoba, ibu kota Umayyah di Andalusia, menjadi salah satu pusat intelektual terbesar di dunia pada saat itu.
Namun, setelah kematian Abd al-Rahman III dan Al-Hakam II, kekacauan politik, pemberontakan, dan perang saudara melemahkan kekuasaan Bani Umayyah. Pada tahun 1031 M, kekhalifahan Umayyah runtuh menjadi beberapa kerajaan kecil yang saling bersaing, yang sering disebut sebagai “taifas.”
Akhirnya, pada abad ke-11, wilayah Andalusia mulai mengalami serangan dari Kerajaan Kristen di utara, terutama Kerajaan Kastilia dan Aragon. Proses penaklukan dan penaklukan berlanjut selama beberapa abad hingga seluruh wilayah Andalusia jatuh ke tangan Kristen pada tahun 1492 M, saat Kastilia merebut Granada, yang merupakan terakhir dari kerajaan Islam di Semenanjung Iberia.

Perkembangan Islam di Spanyol
Perkembangan Islam di Spanyol mengalami enam periode yang berbeda:
Periode Pertama (711-755 M): Spanyol diperintah oleh para wali yang diangkat oleh Khalifah Bani Umayyah di Damaskus.
Periode Kedua (755-912 M): Spanyol diperintah oleh para āmir (panglima atau gubernur) yang tunduk pada khalifah Abbasiyyah di Baghdad.
Periode Ketiga (912-1013 M): Pemerintahan di Spanyol dipimpin oleh khalifah sendiri.
Periode Keempat (1013-1086 M): Spanyol terpecah menjadi lebih dari tiga puluh negara kecil yang diperintah oleh raja-raja atau Al-Mulk al-Ṭawāif.
Periode Kelima (1086-1248 M): Walaupun terpecah, Spanyol Islam menjadi kuat melalui dinasti Murabiṭūn dan Muwaḥidūn.
Periode Keenam (1248-1492): Islam hanya berkuasa di Granada di bawah dinasti Bani Aḥmar.
Pada intinya, Spanyol Islam mengalami perubahan kepemimpinan dan pembagian wilayah selama perkembangannya. Dari pemerintahan oleh para wali hingga berbagai dinasti yang memimpin, periode tersebut mencerminkan keragaman politik dan kekuasaan yang memengaruhi keberlangsungan Islam di Spanyol.

Sabtu, 08 Juni 2024

Tugas PAI : Andalusia Kota Peradaban Islam di Barat

Nama: HESTANIA FARADILLA OLIFANDI
Kelas: 7E
No.absen: 017
1.Buatlah rangkuman dari materi talab Al ilm hal 227 - 237 
A.Bani Umayyah di Andalusia
Islam masuk di Andalusia pada tahun 92 H yang saat itu dikuasai oleh orang-orang Goth (Gothic).
Mūsa’ bin Nusayr sebagai gubernur Afrika Utara mengirim pasukan yang dipimpin oleh Panglima Ṭāriq bin Ziyād pada tahun 710 M untuk melakukan penaklukan ke wilayah ini dan berhasil menaklukannya pada pada tahun 712 M.
Pada tanggal 15 Mei 756 M., ‘Abd al-Rahmān al-Dakhīl memproklamirkan berdirinya Imārah Umayyah II di Andalusia (Spanyol).
Penduduk Spanyol merasa bahagia dan memperoleh kemakmuran di bawah pemerintah Islam. Umat kristiani menikmati kebebasannya dan tidak diganggu dalam melaksanakan ibadah dan kebiasaannya.
Golongan Yahudi benar-benar merasakan tertolong oleh kehadiran bangsa Arab ini. Mereka menjadi merdeka dan aktif membantu bangsa Arab dalam memerintah Spanyol dan mengembalikan negeri ini ke tingkat budaya yang tinggi.
Pada tahun 750 M terjadi peristiwa besar di Damaskus yang menimpa kekuasaan atau revolusi yang dilakukan oleh keluarga Bani Abbas yang dibantu para pemberontak yang sejak lama melakukan penekanan terhadap Bani Umayyah.
Revolusi tersebut berhasil mengakhiri kekuasaan Bani Umayyah yang sudah berkuasa selama 90 tahun. Seorang pemuda keturunan Bani Umayyah yang bernama ‘Abd al- Rahmān lolos dari kepungan Bani Abbas dan sampai di Spanyol.
Disana dia berhasil menjadi seorang āmir dan penguasa Spanyol, sehingga dijuluki ‘Abd al-Rahmān al-Dakhīl yang artinya ”pendatang baru.”
Perkembangan Islam di Spanyol

B.perkembangan Islam di Spanyol dapat dibagi enam periode, yaitu
Periode Pertama (711-755 M)
Periode Kedua (755-912 M)
Periode Ketiga (912-1013 M)
Periode Keempat (1013-1086 M)
Periode Kelima ( 1086-1248 M)
Periode Keenam (1248-1492)
Pada periode pertama, Spanyol berada di bawah pemerintahan para wali yang diangkat oleh Khalifah Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus.
Pada periode kedua, Spanyol berada di bawah pemerintahan seorang yang bergelar āmir (panglima atau gubernur) akan tetapi tunduk kepada pusat pemerintahan Islam yang pada saat itu dipegang oleh khalifah Abbasiyyah di Baghdad.
Pada periode ketiga, Spanyol diperintah oleh penguasa dengan gelar khalifah.
Pada periode keempat, Spanyol terpecah menjadi lebih dari tiga puluh negara kecil di bawah pemerintahan raja-raja golongan atau Al-Mulk al-Ṭawāif.
Pada periode kelima, Spanyol Islam meskipun masih terpecah dalam beberapa negara tetapi mendapat suatu kekuatan yang dominan yaitu kekuasaan dinasti Murabiṭūn dan Muwaḥidūn.
Pada periode keenam, Islam hanya berkuasa di daerah Granada, di bawah dinasti Bani Aḥmar.

C.Kejayaan Islam di Andalusia
Baghdad, Konstantinopel, dan Cordova merupakan tiga kota yang menjadi pusat kebudayaan dunia saat itu.
Kejayaan Islam di Spanyol ditunjukkan dengan beberapa perkembangan ilmu pengetahuan dan pembangunan fisik. Untuk bidang ilmu pengetahuan seperti pada bidang:
filsafat
seni
sastra
agama
sains
Untuk pembangunan fisik seperti:
pembangunan kota
pembangunan istana
pembangunan masjid
pembangunan pemukiman
pembangunan taman-taman
Pembangunan yang megah terdapat pada:
kota al-Zahrā
masjid Cordova
Istana Ja’fariyah di Saragosa
masjid Sevilla
tembok Toledo
istana al-Ma’mūn
istana al- Hamrā di Granada
Cordova dibangun dan diperindah dengan jembatan yang dibangun di atas sungai yang mengalir di tengah kota, taman-taman dan istana yang megah.
Granada adalah tempat pertahanan terakhir umat Islam di Spanyol, disana ada Istana al-Hamrā yang indah dan megah. Selain itu ada beberapa bangunan terkenal lainnya, seperti:
menara Giralda
Alcazar Sevilla
Menara Emas Torre del Oro
D.Perkembangan ilmu pengetahuan pada Masa Bani Umayyah di Andalusia
Spanyol melahirkan para cendikiawan-cendikiawan muslim yang ahli dalam bidang masing-masing, seperti:
Fikih : Ziyād ibn ‘Abd al-Raḥmān, Munzir ibn Sa’īd al-Balūti, Abu Bakr ibn al Qutiyyah, dan Ibn Ḥazm.
Bahasa dan Sastra : Ibn Mālik, Abu ‘Ali al- Syiblī, Ibn Sayyidīn, Ibn ‘Abd al-Rābbih dll.
Bidang Seni dan Musik : al-Hasan ibn Nāfî
Bidang Filsafat : Ibn Bājah, ibn Tufail, Ibn Rusyd
Bidang Sains : ‘Abbās ibn Farnās, Umm al-Hasan ibn Abi Ja’far
Bidang Sejarah: Abu ‘Ubayd Abdullāh bin ‘Abd al-‘Azīz al-Bahri, Abu Hāmid Muhammad al-Mazīni, Ibn Khaldūn
E.Memetik Nilai Islami dalam Sejarah Bani Umayyah di Andalusia
Apa saja nilai Islami yang dapat dipetik dari sejarah ini? Berikut beberapa nilai yang dapat dipetik:
Pengalaman positif dan negatif dalam sejarah dijadikan bahan untuk perbaikan dalam menjalani kehidupan dan membangun peradaban.
Teori-teori sejarah kebudayaan Islam dapat dimanfaatkan dan diterapkan untuk mengatasi permasalahan hidup di masa kini dan masa yang akan datang.
Mencintai dan bangga pada kebudayaan Islam masa lalu
Kedewasaan dalam berfikir dapat ditumbuhkan
Melibatkan diri dalam pemeliharan hasil peradaban
Semangat mencari dan mengembangkan ilmu pengetahuan dapat ditumbuhkan
Memupuk semangat dan motivasi untuk meningkatkan prestasi.

Tugas PAI : Andalusia Kota Peradaban Islam di Barat

Nama:Syahwa Elena Triska 
Kelas:7E
No.Absen:33
Judul= Rangkuman bab 10
1.Buatlah rangkuman dari materi Thalab Al Ilm hal 227 - 237 
A.Bani Umayyah di Andalusia
Islam masuk di Andalusia pada tahun 92 H yang saat itu dikuasai oleh orang-orang Goth (Gothic).
Mūsa’ bin Nusayr sebagai gubernur Afrika Utara mengirim pasukan yang dipimpin oleh Panglima Ṭāriq bin Ziyād pada tahun 710 M untuk melakukan penaklukan ke wilayah ini dan berhasil menaklukannya pada pada tahun 712 M.
Pada tanggal 15 Mei 756 M., ‘Abd al-Rahmān al-Dakhīl memproklamirkan berdirinya Imārah Umayyah II di Andalusia (Spanyol).
Penduduk Spanyol merasa bahagia dan memperoleh kemakmuran di bawah pemerintah Islam. Umat kristiani menikmati kebebasannya dan tidak diganggu dalam melaksanakan ibadah dan kebiasaannya.
Golongan Yahudi benar-benar merasakan tertolong oleh kehadiran bangsa Arab ini. Mereka menjadi merdeka dan aktif membantu bangsa Arab dalam memerintah Spanyol dan mengembalikan negeri ini ke tingkat budaya yang tinggi.
Pada tahun 750 M terjadi peristiwa besar di Damaskus yang menimpa kekuasaan atau revolusi yang dilakukan oleh keluarga Bani Abbas yang dibantu para pemberontak yang sejak lama melakukan penekanan terhadap Bani Umayyah.
Revolusi tersebut berhasil mengakhiri kekuasaan Bani Umayyah yang sudah berkuasa selama 90 tahun. Seorang pemuda keturunan Bani Umayyah yang bernama ‘Abd al- Rahmān lolos dari kepungan Bani Abbas dan sampai di Spanyol.
Disana dia berhasil menjadi seorang āmir dan penguasa Spanyol, sehingga dijuluki ‘Abd al-Rahmān al-Dakhīl yang artinya ”pendatang baru.”

B. Perkembangan Islam di Spanyol
Perkembangan Islam di Spanyol dapat dibagi enam periode, yaitu
Periode Pertama (711-755 M)
Periode Kedua (755-912 M)
Periode Ketiga (912-1013 M)
Periode Keempat (1013-1086 M)
Periode Kelima ( 1086-1248 M)
Periode Keenam (1248-1492)
Pada periode pertama, Spanyol berada di bawah pemerintahan para wali yang diangkat oleh Khalifah Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus.
Pada periode kedua, Spanyol berada di bawah pemerintahan seorang yang bergelar āmir (panglima atau gubernur) akan tetapi tunduk kepada pusat pemerintahan Islam yang pada saat itu dipegang oleh khalifah Abbasiyyah di Baghdad.
Pada periode ketiga, Spanyol diperintah oleh penguasa dengan gelar khalifah.
Pada periode keempat, Spanyol terpecah menjadi lebih dari tiga puluh negara kecil di bawah pemerintahan raja-raja golongan atau Al-Mulk al-Ṭawāif.
Pada periode kelima, Spanyol Islam meskipun masih terpecah dalam beberapa negara tetapi mendapat suatu kekuatan yang dominan yaitu kekuasaan dinasti Murabiṭūn dan Muwaḥidūn.
Pada periode keenam, Islam hanya berkuasa di daerah Granada, di bawah dinasti Bani Aḥmar.

C.Kejayaan Islam di Andalusia
Baghdad, Konstantinopel, dan Cordova merupakan tiga kota yang menjadi pusat kebudayaan dunia saat itu.
Kejayaan Islam di Spanyol ditunjukkan dengan beberapa perkembangan ilmu pengetahuan dan pembangunan fisik. Untuk bidang ilmu pengetahuan seperti pada bidang:
filsafat
seni
sastra
agama
sains
Untuk pembangunan fisik seperti:
pembangunan kota
pembangunan istana
pembangunan masjid
pembangunan pemukiman
pembangunan taman-taman
Pembangunan yang megah terdapat pada:
kota al-Zahrā
masjid Cordova
Istana Ja’fariyah di Saragosa
masjid Sevilla
tembok Toledo
istana al-Ma’mūn
istana al- Hamrā di Granada
Cordova dibangun dan diperindah dengan jembatan yang dibangun di atas sungai yang mengalir di tengah kota, taman-taman dan istana yang megah.
Granada adalah tempat pertahanan terakhir umat Islam di Spanyol, disana ada Istana al-Hamrā yang indah dan megah. Selain itu ada beberapa bangunan terkenal lainnya, seperti:
menara Giralda
Alcazar Sevilla
Menara Emas Torre del Oro

D.Perkembangan ilmu pengetahuan pada Masa Bani Umayyah di Andalusia
Spanyol melahirkan para cendikiawan-cendikiawan muslim yang ahli dalam bidang masing-masing, seperti:
Fikih : Ziyād ibn ‘Abd al-Raḥmān, Munzir ibn Sa’īd al-Balūti, Abu Bakr ibn al Qutiyyah, dan Ibn Ḥazm.
Bahasa dan Sastra : Ibn Mālik, Abu ‘Ali al- Syiblī, Ibn Sayyidīn, Ibn ‘Abd al-Rābbih dll.
Bidang Seni dan Musik : al-Hasan ibn Nāfî
Bidang Filsafat : Ibn Bājah, ibn Tufail, Ibn Rusyd
Bidang Sains : ‘Abbās ibn Farnās, Umm al-Hasan ibn Abi Ja’far
Bidang Sejarah: Abu ‘Ubayd Abdullāh bin ‘Abd al-‘Azīz al-Bahri, Abu Hāmid Muhammad al-Mazīni, Ibn Khaldūn

E.Memetik Nilai Islami dalam Sejarah Bani Umayyah di Andalusia
Apa saja nilai Islami yang dapat dipetik dari sejarah ini? Berikut beberapa nilai yang dapat dipetik:
Pengalaman positif dan negatif dalam sejarah dijadikan bahan untuk perbaikan dalam menjalani kehidupan dan membangun peradaban.
Teori-teori sejarah kebudayaan Islam dapat dimanfaatkan dan diterapkan untuk mengatasi permasalahan hidup di masa kini dan masa yang akan datang.
Mencintai dan bangga pada kebudayaan Islam masa lalu
Kedewasaan dalam berfikir dapat ditumbuhkan
Melibatkan diri dalam pemeliharan hasil peradaban
Semangat mencari dan mengembangkan ilmu pengetahuan dapat ditumbuhkan
Memupuk semangat dan motivasi untuk meningkatkan prestasi.

2.Carilah hikmah dari kisah inspirasiku dihalaman 239 - 240.
Tekat yang kuat, keyakinan yang teguh serta usaha keras akan mengantarkan kita kepada tujuan yang ingin kita tuju.

Tugas : Andalusia Kota Peradaban Islam di Barat

NAMA: VELLA NACITA SARI 
KELAS:7E
NO ABSEN:35
BAB 10
Bani Umayyah di Andalusia
Bani Umayyah di Andalusia mengacu pada dinasti Umayyah yang berkuasa di bagian selatan Semenanjung Iberia (Andalusia) dari tahun 756 hingga 1031 M. Dinasti ini merupakan cabang dari Dinasti Umayyah yang berbasis di Damaskus, Suriah. Setelah kejatuhan Dinasti Umayyah asal Suriah pada tahun 750 M, anggota-anggota keluarga Umayyah yang berhasil melarikan diri mencari tempat perlindungan di berbagai wilayah, termasuk Andalusia.
Kedatangan Bani Umayyah di Andalusia dimulai dengan kekuasaan Abd al-Rahman I pada tahun 756 M. Ia mendirikan emirat otonom yang menghindari pengaruh Abbasiyah dan mendirikan kekuasaan yang mandiri di wilayah tersebut. Emirat-Emirat Umayyah di Andalusia terus berkembang selama beberapa abad dan mencapai puncak kejayaan mereka di bawah kekuasaan Abd al-Rahman III dan putranya Al-Hakam II.
Pada masa pemerintahan Abd al-Rahman III (912-961 M), Andalusia mencapai puncak keemasannya. Ia menyatakan dirinya sebagai Khalifah dan mengangkat statusnya setara dengan Khalifah di Timur, sehingga menyatukan wilayah Andalusia secara politik dan agama. Kekuasaan Umayyah di Andalusia mencakup perkembangan seni, ilmu pengetahuan, arsitektur, dan perdagangan. Kota Cordoba, ibu kota Umayyah di Andalusia, menjadi salah satu pusat intelektual terbesar di dunia pada saat itu.
Namun, setelah kematian Abd al-Rahman III dan Al-Hakam II, kekacauan politik, pemberontakan, dan perang saudara melemahkan kekuasaan Bani Umayyah. Pada tahun 1031 M, kekhalifahan Umayyah runtuh menjadi beberapa kerajaan kecil yang saling bersaing, yang sering disebut sebagai “taifas.”
Akhirnya, pada abad ke-11, wilayah Andalusia mulai mengalami serangan dari Kerajaan Kristen di utara, terutama Kerajaan Kastilia dan Aragon. Proses penaklukan dan penaklukan berlanjut selama beberapa abad hingga seluruh wilayah Andalusia jatuh ke tangan Kristen pada tahun 1492 M, saat Kastilia merebut Granada, yang merupakan terakhir dari kerajaan Islam di Semenanjung Iberia.
Perkembangan Islam di Spanyol

Perkembangan Islam di Spanyol mengalami enam periode yang berbeda:
Periode Pertama (711-755 M): Spanyol diperintah oleh para wali yang diangkat oleh Khalifah Bani Umayyah di Damaskus.
Periode Kedua (755-912 M): Spanyol diperintah oleh para āmir (panglima atau gubernur) yang tunduk pada khalifah Abbasiyyah di Baghdad.
Periode Ketiga (912-1013 M): Pemerintahan di Spanyol dipimpin oleh khalifah sendiri.
Periode Keempat (1013-1086 M): Spanyol terpecah menjadi lebih dari tiga puluh negara kecil yang diperintah oleh raja-raja atau Al-Mulk al-Ṭawāif.
Periode Kelima (1086-1248 M): Walaupun terpecah, Spanyol Islam menjadi kuat melalui dinasti Murabiṭūn dan Muwaḥidūn.
Periode Keenam (1248-1492): Islam hanya berkuasa di Granada di bawah dinasti Bani Aḥmar.
Pada intinya, Spanyol Islam mengalami perubahan kepemimpinan dan pembagian wilayah selama perkembangannya. Dari pemerintahan oleh para wali hingga berbagai dinasti yang memimpin, periode tersebut mencerminkan keragaman politik dan kekuasaan yang memengaruhi keberlangsungan Islam di Spanyol.

Kejayaan Islam di Andalusia
Pada saat itu, tiga kota utama – Baghdad, Konstantinopel, dan Cordova – memegang peran penting sebagai pusat kebudayaan global.
Kejayaan Islam di Spanyol sangat terlihat melalui perkembangan ilmu pengetahuan dan pembangunan fisik yang luar biasa.
Dalam bidang ilmu pengetahuan
Filsafat: Ilmuwan dan filosof Muslim di Andalusia, seperti Averroes (Ibnu Rushd), membuat kontribusi signifikan dalam bidang filsafat.
Seni: Seni rupa dan arsitektur berkembang pesat, menciptakan struktur indah yang mencerminkan estetika Islam yang khas.
Sastra: Karya sastra dalam berbagai bentuk, termasuk puisi, prosa, dan teks ilmiah, berkembang dengan pesat di bawah perlindungan dinasti Umayyah.
Agama: Selain Islam, interaksi dan perkembangan dalam pemikiran keagamaan, terutama dalam bidang teologi, terjadi di antara komunitas Muslim, Yahudi, dan Kristen di Andalusia.
Sains: Ilmuwan Muslim seperti Ibnu al-Haytham (Alhazen) membuat kontribusi penting dalam bidang optik dan ilmu pengetahuan alam lainnya.
Dalam hal pembangunan fisik
Pembangunan Kota: Cordova diperkaya dengan jembatan yang melintasi sungai yang membelah kota, menciptakan konektivitas yang penting.
Pembangunan Istana: Istana-istana yang megah, seperti al-Zahrā dan al-Hamrā, menjadi bukti kecemerlangan arsitektur dan kemakmuran.
Pembangunan Masjid: Masjid Cordova dan masjid-masjid lainnya memiliki arsitektur yang mengesankan dan menjadi pusat kegiatan keagamaan dan intelektual.
Pembangunan Pemukiman: Pemukiman dan kota-kota berkembang dengan infrastruktur yang canggih untuk kesejahteraan masyarakat.
Pembangunan Taman-taman: Taman-taman indah menciptakan lingkungan yang nyaman dan mendukung estetika dan kehidupan sosial.
Selain itu, beberapa bangunan ikonik lainnya meliputi:
Menara Giralda, yang dulunya adalah menara masjid Cordova dan kemudian diubah menjadi menara lonceng Katedral Sevilla.
Alcazar Sevilla, istana bersejarah dengan desain arsitektur yang menggabungkan elemen Islam dan Kristen.
Menara Emas Torre del Oro, sebuah menara pertahanan di Sevilla yang mencerminkan pengaruh Islam dalam arsitektur militer.
Keberhasilan ini menggambarkan dedikasi masyarakat Muslim di Andalusia terhadap pencapaian intelektual, seni, dan pembangunan fisik yang masih menginspirasi hingga saat ini.
Perkembangan ilmu pengetahuan pada Masa Bani Umayyah di Andalusia
Dalam Fikih (Hukum Islam): Orang-orang seperti Ziyād ibn ‘Abd al-Raḥmān, Munzir ibn Sa’īd al-Balūti, Abu Bakr ibn al-Qutiyyah, dan Ibn Ḥazm telah memberikan kontribusi penting dalam memahami dan mengembangkan hukum Islam.
Dalam Bahasa dan Sastra: Individu seperti Ibn Mālik, Abu ‘Ali al-Syiblī, Ibn Sayyidīn, dan Ibn ‘Abd al-Rābbih memiliki keahlian dalam bahasa dan sastra, memproduksi karya-karya sastra yang berharga.
Dalam Bidang Seni dan Musik: Tokoh seperti al-Hasan ibn Nāfî telah memberikan sumbangan dalam bidang seni dan musik, menghadirkan pencapaian budaya yang khas.
Dalam Filsafat: Individu seperti Ibn Bājah, ibn Tufail, dan Ibn Rusyd telah mewakili bidang filsafat dengan karya-karya yang mendalam dan berpengaruh.
Dalam Bidang Sains: ‘Abbās ibn Farnās dan Umm al-Hasan ibn Abi Ja’far telah membuat kontribusi berarti dalam bidang sains, menyumbangkan pemikiran dan penemuan ilmiah.
Dalam Bidang Sejarah: Figur seperti Abu ‘Ubayd Abdullāh bin ‘Abd al-‘Azīz al-Bahri, Abu Hāmid Muhammad al-Mazīni, dan Ibn Khaldūn telah memberikan pemahaman yang berharga tentang sejarah, mempertahankan warisan budaya dan pengetahuan.

Tugas PAI Bab 10 : Andalusia Kota Peradaban Islam di Barat

NAMA:ATHAYA AZKA SHAFFIRA
KELAS:7E
NO ABSEN:7
(1)Buatlah rangkuman dari materi Thalab Al Ilm hal 227 - 237:
Bani Umayyah di Andalusia
Bani Umayyah di Andalusia mengacu pada dinasti Umayyah yang berkuasa di bagian selatan Semenanjung Iberia (Andalusia) dari tahun 756 hingga 1031 M. Dinasti ini merupakan cabang dari Dinasti Umayyah yang berbasis di Damaskus, Suriah. Setelah kejatuhan Dinasti Umayyah asal Suriah pada tahun 750 M, anggota-anggota keluarga Umayyah yang berhasil melarikan diri mencari tempat perlindungan di berbagai wilayah, termasuk Andalusia.
Kedatangan Bani Umayyah di Andalusia dimulai dengan kekuasaan Abd al-Rahman I pada tahun 756 M. Ia mendirikan emirat otonom yang menghindari pengaruh Abbasiyah dan mendirikan kekuasaan yang mandiri di wilayah tersebut. Emirat-Emirat Umayyah di Andalusia terus berkembang selama beberapa abad dan mencapai puncak kejayaan mereka di bawah kekuasaan Abd al-Rahman III dan putranya Al-Hakam II.
Pada masa pemerintahan Abd al-Rahman III (912-961 M), Andalusia mencapai puncak keemasannya. Ia menyatakan dirinya sebagai Khalifah dan mengangkat statusnya setara dengan Khalifah di Timur, sehingga menyatukan wilayah Andalusia secara politik dan agama. Kekuasaan Umayyah di Andalusia mencakup perkembangan seni, ilmu pengetahuan, arsitektur, dan perdagangan. Kota Cordoba, ibu kota Umayyah di Andalusia, menjadi salah satu pusat intelektual terbesar di dunia pada saat itu.
Namun, setelah kematian Abd al-Rahman III dan Al-Hakam II, kekacauan politik, pemberontakan, dan perang saudara melemahkan kekuasaan Bani Umayyah. Pada tahun 1031 M, kekhalifahan Umayyah runtuh menjadi beberapa kerajaan kecil yang saling bersaing, yang sering disebut sebagai “taifas.”
Akhirnya, pada abad ke-11, wilayah Andalusia mulai mengalami serangan dari Kerajaan Kristen di utara, terutama Kerajaan Kastilia dan Aragon. Proses penaklukan dan penaklukan berlanjut selama beberapa abad hingga seluruh wilayah Andalusia jatuh ke tangan Kristen pada tahun 1492 M, saat Kastilia merebut Granada, yang merupakan terakhir dari kerajaan Islam di Semenanjung Iberia.

Perkembangan Islam di Spanyol
Perkembangan Islam di Spanyol mengalami enam periode yang berbeda:
Periode Pertama (711-755 M): Spanyol diperintah oleh para wali yang diangkat oleh Khalifah Bani Umayyah di Damaskus.
Periode Kedua (755-912 M): Spanyol diperintah oleh para āmir (panglima atau gubernur) yang tunduk pada khalifah Abbasiyyah di Baghdad.
Periode Ketiga (912-1013 M): Pemerintahan di Spanyol dipimpin oleh khalifah sendiri.
Periode Keempat (1013-1086 M): Spanyol terpecah menjadi lebih dari tiga puluh negara kecil yang diperintah oleh raja-raja atau Al-Mulk al-Ṭawāif.
Periode Kelima (1086-1248 M): Walaupun terpecah, Spanyol Islam menjadi kuat melalui dinasti Murabiṭūn dan Muwaḥidūn.
Periode Keenam (1248-1492): Islam hanya berkuasa di Granada di bawah dinasti Bani Aḥmar.
Pada intinya, Spanyol Islam mengalami perubahan kepemimpinan dan pembagian wilayah selama perkembangannya. Dari pemerintahan oleh para wali hingga berbagai dinasti yang memimpin, periode tersebut mencerminkan keragaman politik dan kekuasaan yang memengaruhi keberlangsungan Islam di Spanyol.

Kejayaan Islam di Andalusia
Pada saat itu, tiga kota utama – Baghdad, Konstantinopel, dan Cordova – memegang peran penting sebagai pusat kebudayaan global.
Kejayaan Islam di Spanyol sangat terlihat melalui perkembangan ilmu pengetahuan dan pembangunan fisik yang luar biasa.
Dalam bidang ilmu pengetahuan
Filsafat: Ilmuwan dan filosof Muslim di Andalusia, seperti Averroes (Ibnu Rushd), membuat kontribusi signifikan dalam bidang filsafat.
Seni: Seni rupa dan arsitektur berkembang pesat, menciptakan struktur indah yang mencerminkan estetika Islam yang khas.
Sastra: Karya sastra dalam berbagai bentuk, termasuk puisi, prosa, dan teks ilmiah, berkembang dengan pesat di bawah perlindungan dinasti Umayyah.
Agama: Selain Islam, interaksi dan perkembangan dalam pemikiran keagamaan, terutama dalam bidang teologi, terjadi di antara komunitas Muslim, Yahudi, dan Kristen di Andalusia.
Sains: Ilmuwan Muslim seperti Ibnu al-Haytham (Alhazen) membuat kontribusi penting dalam bidang optik dan ilmu pengetahuan alam lainnya.
Dalam hal pembangunan fisik
Pembangunan Kota: Cordova diperkaya dengan jembatan yang melintasi sungai yang membelah kota, menciptakan konektivitas yang penting.
Pembangunan Istana: Istana-istana yang megah, seperti al-Zahrā dan al-Hamrā, menjadi bukti kecemerlangan arsitektur dan kemakmuran.
Pembangunan Masjid: Masjid Cordova dan masjid-masjid lainnya memiliki arsitektur yang mengesankan dan menjadi pusat kegiatan keagamaan dan intelektual.
Pembangunan Pemukiman: Pemukiman dan kota-kota berkembang dengan infrastruktur yang canggih untuk kesejahteraan masyarakat.
Pembangunan Taman-taman: Taman-taman indah menciptakan lingkungan yang nyaman dan mendukung estetika dan kehidupan sosial.
Selain itu, beberapa bangunan ikonik lainnya meliputi:
Menara Giralda, yang dulunya adalah menara masjid Cordova dan kemudian diubah menjadi menara lonceng Katedral Sevilla.
Alcazar Sevilla, istana bersejarah dengan desain arsitektur yang menggabungkan elemen Islam dan Kristen.
Menara Emas Torre del Oro, sebuah menara pertahanan di Sevilla yang mencerminkan pengaruh Islam dalam arsitektur militer.
Keberhasilan ini menggambarkan dedikasi masyarakat Muslim di Andalusia terhadap pencapaian intelektual, seni, dan pembangunan fisik yang masih menginspirasi hingga saat ini.
Perkembangan ilmu pengetahuan pada Masa Bani Umayyah di Andalusia
Dalam Fikih (Hukum Islam): Orang-orang seperti Ziyād ibn ‘Abd al-Raḥmān, Munzir ibn Sa’īd al-Balūti, Abu Bakr ibn al-Qutiyyah, dan Ibn Ḥazm telah memberikan kontribusi penting dalam memahami dan mengembangkan hukum Islam.
Dalam Bahasa dan Sastra: Individu seperti Ibn Mālik, Abu ‘Ali al-Syiblī, Ibn Sayyidīn, dan Ibn ‘Abd al-Rābbih memiliki keahlian dalam bahasa dan sastra, memproduksi karya-karya sastra yang berharga.
Dalam Bidang Seni dan Musik: Tokoh seperti al-Hasan ibn Nāfî telah memberikan sumbangan dalam bidang seni dan musik, menghadirkan pencapaian budaya yang khas.
Dalam Filsafat: Individu seperti Ibn Bājah, ibn Tufail, dan Ibn Rusyd telah mewakili bidang filsafat dengan karya-karya yang mendalam dan berpengaruh.
Dalam Bidang Sains: ‘Abbās ibn Farnās dan Umm al-Hasan ibn Abi Ja’far telah membuat kontribusi berarti dalam bidang sains, menyumbangkan pemikiran dan penemuan ilmiah.
Dalam Bidang Sejarah: Figur seperti Abu ‘Ubayd Abdullāh bin ‘Abd al-‘Azīz al-Bahri, Abu Hāmid Muhammad al-Mazīni, dan Ibn Khaldūn telah memberikan pemahaman yang berharga tentang sejarah, mempertahankan warisan budaya dan pengetahuan.
Memetik Nilai Islami dalam Sejarah Bani Umayyah di Andalusia
Sejarah Bani Umayyah di Andalusia mengandung banyak nilai-nilai Islami yang dapat kita petik untuk menginspirasi kehidupan kita saat ini. Beberapa nilai penting yang dapat diambil adalah:
Belajar dari Pengalaman: Baik pengalaman positif maupun negatif dalam sejarah menjadi pelajaran berharga untuk perbaikan dalam menjalani kehidupan dan membangun peradaban. Pengalaman masa lalu harus dijadikan pedoman untuk menghindari kesalahan yang sama dan mencapai kemajuan yang lebih baik.
Menerapkan Teori Sejarah Kebudayaan: Teori-teori sejarah kebudayaan Islam yang terbentuk selama periode ini dapat dimanfaatkan dan diterapkan untuk mengatasi permasalahan hidup dalam konteks masa kini dan masa depan. Penggunaan pandangan sejarah untuk mengambil keputusan yang bijaksana dapat memberikan pandangan yang lebih luas dan mendalam.
Mencintai dan Bangga pada Kebudayaan Islam Masa Lalu: Menelusuri sejarah Bani Umayyah di Andalusia dapat membangkitkan rasa cinta dan kebanggaan terhadap warisan kebudayaan Islam yang kaya. Menghargai warisan ini bisa mendorong penghargaan yang lebih dalam terhadap akar-akar budaya kita.
Kedewasaan Berfikir: Mengkaji sejarah dengan kepala terbuka dan memahami konteksnya dapat membantu tumbuhnya kedewasaan berfikir. Hal ini mengajarkan kita untuk menganalisis informasi dengan lebih cermat sebelum mengambil keputusan.
Pemeliharaan Warisan Peradaban: Keterlibatan aktif dalam pemeliharaan dan pengembangan hasil peradaban adalah bentuk tanggung jawab kita terhadap warisan budaya. Sejarah Bani Umayyah menunjukkan bahwa pemeliharaan peradaban memerlukan komitmen yang berkelanjutan.
Semangat Mencari Ilmu Pengetahuan: Masa lalu yang penuh dengan pencarian ilmu pengetahuan dan perkembangan di berbagai bidang harus menjadi inspirasi bagi kita untuk terus mencari pengetahuan dan berinovasi.
Semangat dan Motivasi untuk Berkembang: Melalui mempelajari kisah-kisah masa lalu tentang prestasi dan tantangan, kita bisa memupuk semangat dan motivasi untuk meningkatkan prestasi kita sendiri. Kita bisa terinspirasi untuk berjuang lebih keras dalam mencapai tujuan
Nilai islami dari peradaban Islam pada masa Bani Umayyah 
perlu diketahui untuk memperkuat keimanan. Dalam Islam, belajar adalah hal yang wajib. Tidak terkecuali mempelajari sejarah peradaban IslamMempelajari sejarah peradaban Islam bisa memberikan manfaat. Antara lain adalah mengetahui hal-hal terpuji yang dilakukan oleh para tokoh terdahulu.
Sejarah Singkat dan Nilai Islami dari Peradaban Islam pada Masa Bani Umayyahdinasti Umayyah didirikan oleh Muawiyah bin Abu Sufyan bin Harb bin Umayyah bin Abdul Syams bin Abdul Manaf bin Qusay bin Kilab.
Pendiri dinasti ini merupakan salah satu pemimpin suku Quraisy. Muawiyah dianggap cukup memenuhi persyaratan untuk menjadi seorang pemimpin. Beliau berasal dari keluarga bangsawan kaya yang dihormati oleh masyarakat.
Ketika Islam masih baru berkembang, mayoritas anggota keluarga Dinasti Bani Umayyah menentang dakwah Nabi Muhammad SAW. Tetapi, pada saat Rasulullah dan umat Islam berhasil menduduki Mekah di tahun 8 H atau 630 M, keluarga Bani Umayyah menyerah dan menyatakan bersedia memeluk agama Islam.
Pendiri dinasti ini merupakan salah satu pemimpin suku Quraisy. Muawiyah dianggap cukup memenuhi persyaratan untuk menjadi seorang pemimpin. Beliau berasal dari keluarga bangsawan kaya yang dihormati oleh masyarakat.
Ketika Islam masih baru berkembang, mayoritas anggota keluarga Dinasti Bani Umayyah menentang dakwah Nabi Muhammad SAW. Tetapi, pada saat Rasulullah dan umat Islam berhasil menduduki Mekah di tahun 8 H atau 630 M, keluarga Bani Umayyah menyerah dan menyatakan bersedia memeluk agama Islam.
Adapun Muawiyah sudah masuk Islam sebelum terjadinya peristiwa Fathu Makkah. Dinasti Bani Umayyah berkuasa selama sekitar 90 tahun, yaitu sejak tahun 40 H sampai dengan tahun 132 H. Pusat pemerintahan dinasti ini berada di Kota Damaskus.
Apa saja nilai islami dari peradaban Islam pada masa Bani Umayyah? Berikut adalah beberapa di antaranya.
1.)Nilai tentang semangat menuntut ilmu agama seperti yang dilakukan oleh para tokoh di masa itu.
2.)Nilai tentang mengambil contoh semangat menuntut ilmu dari berbagai bidang yang dilakukan para tokoh terdahulu.
3.)Nilai tentang melakukan pengembangan budaya yang sesuai dengan ajaran Islam.
4.)Nilai tentang menanamkan sikap penuh rasa tanggung jawab saat melaksanakan tugas dalam kehidupan.
5.)Nilai tentang tidak membeda-bedakan orang berdasarkan latar belakangnya untuk menguatkan persatuan dan kesatuan.
6.)Nilai tentang semangat membela agama, bangsa, dan juga negara.
7.)Nilai tentang cinta kepada tanah air dan semangat untuk membangun bangsa.

(2) Carilah hikmah dari kisah inspirasiku dihalaman 239 - 240.
Usaha dengan tekat yang kuat dan dapat terus bangkit,usaha itu tidak akan sia-sia dan tujuan yang diusahakan pasti akan kita capai. bagi orang dengan haji mabrur tidak hanya sebatas penghapusan sebagian dosa. Mabrur itu yang mengharuskan ia masuk surga.