Jumat, 19 Mei 2017

Cerita Islami : KISAH HIJRAH RASULULLAH SAW KE MADINAH bersama kelas 7E SMPN 1 Ngunut tahun pelajaran 2016/2017

PERJALANAN MENUJU MADINAH
Selama tujuh hari terus-menerus rombongan Rasulullah SAW berjalan, beristirahat di bawah panas membara musim kemarau dan berjalan lagi sepanjang malam mengarungi lautan padang pasir dengan perasaan kuatir. Hanya karena adanya iman kepada Allah SWT membuat hati dan perasaan mereka terasa lebih aman. Ketika sudah memasuki daerah kabilah Banu Sahm dan datang pula Buraida kepala kabilah itu menyambut mereka, barulah perasaan kuatir dalam hatinya mulai hilang. Jarak mereka dengan Madinah kini sudah dekat.
Selama mereka dalam perjalanan yang sungguh meletihkan itu, berita-berita tentang Hijrah Nabi Muhammad SAW dan sahabatnya yang akan menyusul kawan-kawan yang lain, sudah tersiar di Madinah. Penduduk kota ini sudah mengetahui, betapa kedua orang ini mengalami kekerasan dari Quraisy yang terus-menerus membuntuti. Oleh karena itu semua kaum Muslimin tetap tinggal di tempat itu menantikan kedatangan Rasulullah dengan hati penuh rindu ingin melihatnya, ingin mendengarkan tutur katanya. Banyak di antara mereka itu yang belum pernah melihatnya, meskipun sudah mendengar tentang keadaannya dan mengetahui pesona bahasanya serta keteguhan pendiriannya. Semua itu membuat mereka rindu sekali ingin bertemu, ingin melihatnya.
MASYARAKAT MADINAH
Tersebarnya Islam di Madinah dan keberanian kaum Muslimin di kota itu sebelum hijrah Nabi ke tempat tersebut sama sekali di luar dugaan kaum Muslimin Mekah. Beberapa pemuda Muslimin bahkan berani mempermainkan berhala-berhala kaum musyrik di sana. Seseorang yang bernama ‘Amr bin’l-Jamuh mempunyai sebuah patung berhala terbuat daripada kayu yang dinamainya Manat, diletakkan di daerah lingkungannya seperti biasa dilakukan oleh kaum bangsawan. ‘Amr ini adalah seorang pemimpin Banu Salima dan dari kalangan bangsawan mereka pula. Sesudah pemuda-pemuda golongannya itu masuk Islam malam-malam mereka mendatangi berhala itu lalu dibawanya dan ditangkupkan kepalanya ke dalam sebuah lubang yang oleh penduduk Madinah biasa dipakai tempat buang air.
Bila pagi-pagi berhala itu tidak ada ‘Amr mencarinya sampai diketemukan lagi, kemudian dicucinya dan dibersihkan lalu diletakkannya kembali di tempat semula, sambil ia menuduh-nuduh dan mengancam. Tetapi pemuda-pemuda itu mengulangi lagi perbuatannya mempermainkan Manat ‘Amr itu, dan diapun setiap hari mencuci dan membersihkannya. Setelah ia merasa kesal karenanya, diambilnya pedangnya dan digantungkannya pada berhala itu seraya ia berkata: “Kalau kau memang berguna, bertahanlah, dan ini pedang bersama kau.” Tetapi keesokan harinya ia sudah kehilangan lagi, dan baru diketemukannya kembali dalam sebuah sumur tercampur dengan bangkai anjing. Pedangnya sudah tak ada lagi.
Sesudah kemudian ia diajak bicara oleh beberapa orang pemuka-pemuka masyarakatnya dan sesudah melihat dengan mata kepala sendiri betapa sesatnya hidup dalam syirik dan paganisma itu, yang hakekatnya akan mencampakkan jiwa manusia ke dalam jurang yang tak patut lagi bagi seorang manusia, ia pun masuk Islam.
MASJID QUBA'
Ketika rombongan Rasulullah SAW sampai di Quba’, mereka tinggal empat hari di sana dan membangun masjid Quba’. Di tempat ini Ali b. Abi-Talib ra menyusul, setelah mengembalikan barang-barang amanat yang dititipkan oleh Rasulullah SAW kepada pemilik-pemiliknya di Mekah. Ali bin Abi Thalib menempuh perjalanannya ke Madinah dengan berjalan kaki. Malam hari ia berjalan, siangnya bersembunyi. Perjuangan yang sangat meletihkan itu ditanggungnya selama dua minggu penuh, yaitu untuk menyusul saudara-saudaranya seagama.
SAMPAI DI MADINAH
Demikanlah akhirnya rombongan Rasulullah selamat sampai Madinah. Hari itu adalah hari Jum’at dan Muhammad berjum’at di Madinah. Di tempat itulah, ke dalam masjid yang terletak di perut Wadi Ranuna itulah kaum Muslimin datang, masing-masing berusaha ingin melihat serta mendekatinya. Mereka ingin memuaskan hati terhadap orang yang selama ini belum pernah mereka lihat, hati yang sudah penuh cinta dan rangkuman iman akan risalahnya, dan yang selalu namanya disebut pada setiap kali sembahyang. Orang-orang terkemuka di Medinah menawarkan diri supaya ia tinggal pada mereka.
Setiba Rasulullah SAW di Madinah, onta beliau (Quswa) duduk di lahan terbuka di dekat rumah Abu Ayyub Ansari RA. Maka beliaupun menetap di tempat itu sampai terselesaikannya pendirian masjid Nabawi dan sebuah tempat berteduh untuk beliau. Seluruh sahabat bersama-sama Nabi SAW juga secara langsung turun tangan dalam pembangunan masjid Nabawi, sebagaimana juga mereka melakukan bersama-sama dalam pembangunan Masjid Quba’.
Beberapa hari kemudian, istri Nabi SAW Saudah RA, dua putri beliau Fatimah RA and Ummu Kulsum RA, Usamah bin Zaid RA, ‘Aisyah RA dan Ummu Aiman RA juga menyusul hijrah ke Madinah dibawah kawalan Abdullah bin Abu Bakar RA. Adapun putri beliau seorang lagi, Zainab RA, baru diijinkan hijrah ke Madinah setelah terjadi peperangan Badar.


Di Madinah, Rasulullah (SAW) memanjatkan doa (yang artinya) sebagai berikut, “Wahai Allah, jadikanlah kami mencintai Madinah sebagaimana kami mencintai Makkah, atau bahkan lebih dari itu. Kami mohon, jadikanlah iklimnya menyehatkan bagi kami. Tambahkanlah keberkahan didalam takaran (shaq dan mud) kami, dan pindahkanlah panasnya Madinah hingga ke Juhfah.” Allah (SWT) mengabulkan doa beliau dan beliaupun menetap di Madinah karena begitu cintanya beliau terhadap kota ini. (Bukhari).

Kisah hijrah ini diceritakan oleh siswa -siswi kelas 7E dalam keiatan belajar mengajar Pendidikan Agama Islam.
 
ZARKA SAFIQ

AGUNG PRABOWO

 ALAN FAJAR RIFA'I

AMANDA PUTRI

ANI SATUL MALITA FITRI

ANINDYA WINDAR OKTAVIANI

ERLANGGA ARDHI PRANATA

AURORA DYAH ANGGRAINI WIJAYA

AZIZATUL FITRIANI

BAGUS RAGIL SAPUTRO

BELLA RATRI KUSUMA PUTRI

EKA NINDA FEBINTATIAS

ELSA NUR 'AINI SAFITRI

ERA AMBAR WATI

MUHAMMAD FAIS CAHYA RAMADHAN
 FAHRUL WANTRIONO

FISTGA NUGRAHA WAHYU ADIANANTA

HANOM SUDIBYO

HELEND FRASTIKA LADYANA


 HILDA AINUN NI'MAH

LAILA RIQANATUL INDADIYAH

RIA SOFIANA ANGGRAINI

MOHAMMAD TAURIZKY FIRMANSYAH




NABILA NUR HUSNINA

NELY ANGGRAINI

 NUR ALIMAH


RIA SOFIANA ANGGRAINI

 RISWANDA PUTRI SYAHRJANI

ERA AMBAR WATI

TIO FAHINSA YUSUF



VERNANDA EKO ARIZKI

VINA YULIANA

YASHIFA TIARA ARISANDI




ADITIYA SAPUTRA

AFIS TEGUH PRASETIYO
ZAHROTUN FITRIANI
 



 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar