Selasa, 29 September 2020

RANGKUMAN MATERI SHALAT WAJIB / SHOLAT FARDHU


RANGKUMAN MATERI SHALAT WAJIB / SHOLAT FARDHU

(Sumber : LKS MGMP PAI SMP Kab. Tulungagung)

Digunakan untuk KBM PAI di SMPN 1 Ngunut Tulungagung

Oleh : NURUL HIDAYAH, S.Ag

 


Pengertian.

Shalat menurut bahasa berarti do’a, sedangkan menurut istilah adalah ibadah yang berupa gerakan dan ucapan yang dimulai dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam, dengan syarat dan rukun tertentu.

Hukum melaksanakan shalat fardhu lima waktu adalah wajib ‘ain bagi setiap muslim yang telah mukallaf (akil baligh dan berakal sehat). Artinya tidak dapat ditinggalkan walau dalam keadaan bagaimanapun.

Adapun perintah mengerjakan shalat fardhu ini banyak sekali disebutkan dalam    Al Qur’an maupun hadis Nabi antara lain :

Firman Allah Q.S. An Nisa’ : 103




Artinya   :  “.... Maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana bisa). Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.” (Q.S. An Nisa’ : 103)

 

Ayat di atas, selain menjadi dasar kewajiban mendirikn shalat fardhu, juga menegaskan tentang waktu-waktu shalat. Dengan demikian, ketika hendak mengerjakan shalat maka harus sesuai dengan waktu masing-masing. Hikmah ditentukannya waktu shalat antara lain melatih seseorang agar berdisplin, termasuk berdisplin waktu.

Sabda Nabi SAW :




Artinya   :  “Perintahkanlah anak-anakmu mengerjakan shalat waktu usia mereka meningkat tujuh tahun, dan pukullah mereka (beri contoh mereka) bila enggan melaksanakannya waktu usia sepuluh tahun.” (H.R. Ahmad, Abu Daud, dan Hakim)

 

Syarat Wajib Shalat

Yang dimaksud dengan syarat wajib shalat adalah hal-hal yang menjadikan seseorang diwajibkan mengerjakan shalat. Adapun syarat-syarat tersebut sebagai berikut :
a.       Islam
b.       Baligh (dewasa)
c.       Suci ( dari haid dan nifas bagi wanita)
d.      Berakal (tidak gila)
e.       Dakwah telah sampai, artinya telah sampai padanya berita atau pemberitahuan bahwa shalat itu wajib.
f.        Jaga atau sadar (orang yang tidak sadar tidak wajib shalat, begitu juga orang yang lup

Syarat Sah Shalat

Yang dimaksud dengan syarat sahnya shalat adalah hal-hal yang harus dipenuhi sebelum shalat, agar shalatnya menjadi sah.


Rukun Shalat

Rukun shalat adalah segala hal yang harus dilakukan dalam shalat, jika ada yang ditinggalkan, maka shalatnya tidak sah. 



Sunah-sunah dalam Shalat

Sunah adalah segala sesuatu yang lebih utama dilakukan, tetapi jika ditinggalkan tidak sampai menjadikan shalat itu batal. Adapun yang termasuk dalam sunah shalat adalah :

1. Membaca basmalah sebelum shalat,

2. Mengangkat kedua tangan saat takbiratul ihram,

3. Mengangkat kedua tangan ketika akan rukuk, berdiri dari rukuk, dan berdiri dari tasyahud awal,

4. Meletakkan tangan kanan di atas punggung tangan kiri,

5. Melihat ke tempat sujud, kecuali saat membaca syahadat tauhid,

6. Membaca do’a iftitah sesudah takbiratul ihram (sebelum membaca surat Al Fatihah),

7. Membaca ta’awudz sebelum membaca basmalah,

8. Diam sebentar sebelum dan sesudah membaca surat Al Fatihah,

9. Membaca amin sehabis membaca surat Al Fatihah,

10. Membaca surat atau ayat Al Qur’an sesudah membaca surat Al Fatihah,

11. Mengeraskan bacaan Al Fatihah dan bacaan surat atau ayat Al Qur’an pada rakaat pertama dan kedua shalat Maghrib, Isya’ dan Shubuh,

12. Membaca takbir di setiap perpindahan gerakan shalat (takbir intiqa’), kecuali ketika i’tidal (bangun dari rukuk) membaca “sami’allahu liman hamidah”,

13. Membaca do’a  i’tidal,

14. Meletakkan telapak tangan di atas lutut ketika rukuk dan sewaktu duduk tahiyat awal dan akhir,

15. Membaca tasbih tiga kali ketika rukuk,

16. Membaca tasbih tiga kali ketika sujud.

17. Membaca do’a ketika duduk diantara dua sujud,

18. Duduk iftirasy,

19. Duduk istirahat (sebentar) sesudah sujud kedua sebelum berdiri,

20. Bertelekan ke tempat shalat ketika hendak berdiri dari duduk,

21. Berdo’a (memohon perlindungan dari azab) sesudah tahiyat akhir,

22. Memberi salam yang kedua,

23. Menoleh ke kanan pada saat salam pertama dan ke kiri pada saat salam kedua

 

Hal-hal yang Membatalkan Shalat

Shalat seseorang menjadi batal jika ia melakukan hal-hal sebagai berikut :

a. Meninggalkan rukun atau memutuskan rukun sebelum sempurna dengan sengaja,

b. Meninggalkan salah satu syarat shalat,

c. Berbicara dengan sengaja di luar bacaan shalat,

d. Bergerak lebih dari tiga kali berturut-turut selain gerakan shalat,

e. Makan atau minum,

f. Berubah niat.

 

Kaifiat Shalat Fardhu

Kaifiat shalat fardhu adalah tata cara yang sudah ditentukan dalam melakukan shalat, baik berupa susunan bacaan maupun gerakan. Kaifiat shalat dikerjakan berurutan sebagai berikut (contoh untuk sholat Subuh) :

1. Berdiri bila yang mampu, lurus menghadap kiblat, mata memandang tempat sujud, kedua tangan lurus kebawah di sisi badan, dan jari tangan terbuka. Kaki jangan terlalu rapat atau terlalu renggang.

2. Mengangkat kedua tangan dengan jari-jari terbuka sejajar dengan telinga. Boleh juga ibu jari menyentuh daun telinga di bagian bawah. Bagi laki-laki kedua ketiak direnggakan, dan bagi perempuan dirapatkan. Gerakan ini (mengangkat kedua tangan) selalu dilakukan setiap akan rukuk, bangun dari rukuk, dan berdiri setelah tasyawud awal.

3. Bersedekap : tangan kanan di atas tangan kiri (menggenggam pergelangan tangan kiri), telunjuk tangan kanan lurus di atas tangan kiri, dan mata tetap lurus menatap tempat sujud.

4. Rukuk : badan membungkuk, punggung dan kepala sama datar. Kedua telapak tangan berpegangan pada kedua lutut, jari-jari mengarah ke bawah. Pandangan  tetap menatap tempat sujud.

5. I’tidal pertama : berdiri kembali dari rukuk sambil mengangkat kedua tangan, kemudian tangan kembali lurus ke bawah sisi badan.

6. Sujud pertama : kedua telapak tangan dengan jari-jari terbuka, kedua lutut, dahi, hidung, dan kedua jari-jari kaki menyentuh pada tempat shalat dan jari-jari ditekuk menghadap kiblat. Kedua siku direnggangkan dari badan bagi laki-laki, dirapatkan bagi perempuan.

7. Duduk diantara dua sujud : pantat di atas telapak kaki kiri, sedangkan telapak tangan tegak, dan jari-jari kanan ditekuk menghadap kiblat (duduk iftirasy).

8. Sujud kedua : gerakan sama dengan gerakan pada sujud pertama (point 6)

9. Berdiri kembali untuk melaksanakan rakaat kedua, gerakan sama seperti point 3.

10. Rukuk kedua : gerakan sama seperti pada gerakan i’tidal pertama (point 4).

11. I’tidal kedua : gerakan sama seperti  pada gerakan i’tidal pertama (point 5).

12. Qunut (bagi yang biasa melakukan), kedua tangan menengadah dalam keadaan berdo’a.

13. Sujud ketiga : gerakan sama seperti pada gerakan sujud pertama dan kedua.

14. Duduk antara dua sujud : gerakan sama dengan gerakan duduk antara dua sujud pada rakaat pertama (point 7)

15. Sujud keempat : gerakan sama pada sujud pertama dan kedua, dan ketiga.

16. Duduk akhir : pantat menduduki tempat shalat, kaki kiri keluar dari bawah kaki kanan, telapak kaki kanan ditegakkan, jari-jari ditekuk menghadap kiblat (duduk tawarruk). Tangan kanan di atas paha kanan, jari-jari menggenggam (kecuali telunjuk), tangan kiri di atas paha kiri, jari-jari terbuka dan rapi.

17. Salam : memalingkan (menoleh) muka ke kanan dan ke kiri.

Dengan selesainya 17 gerakan di atas dengan sempurna, maka selesailah gerakan shalat Shubuh.

Contoh untuk sholat Maghrib : Gerakan shalat Maghrib adalah sama dengan gerakan shalat Shubuh. Bedanya adalah jumlah rakaatnya. Shalat Maghrib tiga rakaat, dan shalat Subuh dua rakaat. Pada rakaat kedua shalat Shubuh langsung duduk tawarruk dan salam. Sedangkan pada rakaat kedua shalat Maghrib, berhenti duduk iftirasy (membaca tasyahud awal) kemudian berdiri lagi untuk rakaat ketiga. Setelah selesai sujud keenam, kemudian duduk tawarruk untuk membaca tasyahud akhir dan salam. Gerakan shalat empat rakaat seperti Zhuhur, Isya’, dan Ashar juga sama dengan gerakan shalat Shubuh dan Maghrib. Bedanya hanya pada jumlah rakaatnya saja. Pada shalat Maghrib duduk tawarruk setelah rakaat ketiga, sedangkan shalat empat rakaat (Isya’, Zhuhur, Ashar) duduk tawarruk dilakukan setelah melakukan rakaat keempat dan kemudian diikuti dengan tasyahud akhir dan salam.

Hikmah Shalat Wajib

Sesungguhnya Allah SWT tidak membutuhkan ibadah kita. Mengapa Allah SWT memerintahkan kita untuk shalat? Ini tidak ada lain untuk kepentingan kita sendiri, bukan untuk kepentingan Allah SWT. Jadi, shalat merupakan metode yang diberikan kepada kita agar kita menjadi lebih baik. Dengan demikian, banyak hikmah yang akan kita petik dikarenakan kita melaksanakan shalat.Beberapa diantaranya :

a.       Dapat mencegah perbuatan keji dan munkar

Shalat dapat mencegah perbuatan keji dan munkar apabila dalam melaksanakan shalat benar-benar ingat kepada Allah SWT. Caranya, dalam shalat kita menghayati maksud dan bacaan shalat.

b.      Dapat menjadi obat bagi gangguan jiwa

Dengan shalat seseorang dapat mengadukan semua permasalahan yang dihadapi kepada Allah SWT. Dengan demikian, beban permasalahan orang itu akan berkurang bahkan dapat hilang karena sudah disampaikan kepada Allah. Jiwanya akan menjadi tentram.

c.       Melatih bagi pembinaan disiplin pribadi.

Ketaatan melaksanakan shalat pada waktunya menumbuhkan kebiasaan untuk secara teratur dan terus menerus melaksanakannya pada waktu yang ditentukan. Kebiasaan seperti ini akan menumbuhkan sikap disiplin pribadi yang kuat.

                  

Shalatnya Para Malaikat

Muaz bin Jabal dan Jubair bin Abdullah mengisahkan bahwa Nabi Muhammad SAW ketika mi’raj menyaksikan para malaikat penghuni tujuh langit sedang memperagakan shalat. Di langit pertama, malaikat terus menerus berzikir sejak mereka diciptakan. Di langit kedua, para malaikat rukuk terus menerus. Di langit ketiga, para malaikat bersujud terus menerus. Saat itu Nabi Muhammad SAW mengucapkan salam dan mereka pun menjawab salam Nabi, kemudian sujud kembali. Di langit keempat para malaikat duduk tasyahud. Di langit kelima para malaikat terus menerus membaca tasbih (subhanallah). Dilangit keenam para malaikat terus menerus takbir (allahu akbar) dan tahlil (la ilaha illallah). Di langit ketujuh, para malaikat melakukan penyerahan diri terus menerus.

Menyaksikan ibadah para malaikat yang begitu menakjubkan, terbetik keinginan dalam hati Nabi Muhammad SAW, betapa senangnya seandainya diriku dan umatku bisa melakukan peribadatan sebagaimana yang telah dilakukan oleh para malaikat penghuni tujuh langit tersebut. Allah Maha Tahu, karena itu semua gerakan dan bacaan  para malaikat itu dijadikan gerakan dan bacaan shalat kita. Allah memuliakan Nabi Muhammad SAW dan umatnya karena mau mengerjakan shalat. Orang yang melaksanakan shalat lima kali dalam sehari semalam, orang itu memperoleh pahala sebagaimana para malaikat penghuni tujuh langit itu.

 

Ikhtisar :

­  Shalat adalah ibadah berupa ucapan dan tindakan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam dengan memenuhi syarat dan rukun yang ditentukan dengan tujuan pasrah dan mencari ridho Allah SWT.

­  Syarat wajib shalat adalah syarat-syarat yang menjadikan seseorang diwajibkan mengerjakan shalat.

­  Syarat sah shalat adalah sesuatu yang harus dipenuhi sebelum shalat.

­  Rukun shalat adalah sesuatu yang harus dilakukan di dalam shalat.

­  Shalat fardhu telah ditentukan waktu-waktunya.

­  Bacaan tasyahud akhir sama dengan bacaan tasyahud awal dengan ditambah beberapa bacaan.

­  Bacaan salam bisa sampai warahmatullah dan boleh juga sampai wabarakatuh.

­  Beberapa hikmah shalat adalah untuk mencegah perbuatan keji dan munkar, sebagai obat gangguan kejiwaan, dan pembinaan disiplin pribadi.

­  


 

Rabu, 29 April 2020

BIMBINGAN AKHLAK TERHADAP ORANGTUA


BIMBINGAN AKHLAK TERHADAP ORANGTUA
Materi Kegiatan Pesantren Ramadhan Online SMPN 1 Ngunut 1441 H / 2020 M
(Dirangkum dari berbagai sumber oleh : NURUL HIDAYAH, S.Ag)




            Assalaamu alaikum warahmatullaahi wabarokatuh
Anak – anak sekalian, siswa siswi SMPN 1 Ngunut peserta Pesantren Ramadhan Online 1441 H yang bapak ibu guru sayangi. Alhamdulillah, puji syukur selalu kita panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas karunianya kita masih diberi kesempatan untuk bertemu dengan bulan Ramadhan yang mulia. Bulan yang penuh rahmat dari Allah SWT. Bagaimana puasa kalian di rumah ? Semoga kalian selalu diberi kesehatan dan dapat menjalankan ibadah puasa dengan sebaik – baiknya. Pada awal minggu kedua bulan Ramadhan ini kita akan membahas tentang bagaimana cara berbuat baik kepada kedua orangtua atau birrul walidain. Bacalah baik – baik rangkuman materi berikut supaya kalian dapat mengambil pelajaran dan menerapkannya dalam kehidupan sehari – hari.
Sebagai seorang muslim yang baik, tentunya kita tahu bahwa akhlaq terhadap orangtua merupakan sesuatu hal yang sangat penting karena merekalah orang yang sangat berjasa kepada kita mulai dari kita kecil sampai dewasa. Hendaknya kita selalu berbakti kepada orangtua, melakukan apa yang telah diperintahkan oleh orangtua dan pantang untuk membangkang kepada orangtua. Berbakti kepada kedua orangtua adalah dengan berbuat baik kepada keduanya, memenuhi hak – hak keduanya dan mentaati keduanya seperti yang diperintahkan Allah dalam Al Qur’an surat Al Isra ayat 23 :
وَقَضَى رَبُّكَ أَلاَّ تَعْبُدُوا إِلآ إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِندَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلاَهُمَا فَلاَ تَقُل لَّهُمَا أُفٍّ وَلاَتَنْهَرْهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوْلاً كَرِيمًا {23} 

Artinya :  “Dan Rabbmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.” (QS. 17:23)

            Dalam ayat tersebut Allah memerintahkan supaya kita jangan menyembah selain Allah dan berbuat baik kepada ibu dan bapak dengan sebaik – baiknya. Apalagi jika kedua orangtua sampai berusia lanjut dalam pemeliharaan kita, tidak boleh dikatakan kepada keduanya perkataan yang tidak baik, membentak atau bermuka masam terhadap mereka. Hendaknya apa yang kita katakan kepada kedua orangtua adalah perkataan yang mulia. Menunjukkan kasih sayang kepada mereka dengan berperilaku lemah lembut di depan keduanya.
Mari kita cermati firman Allah SWT dalam surat  QS Al Luqman ayat 14 berikut :

وَوَصَّيْنَا اْلإِنسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَىَّ الْمَصِيرُ 

Artinya : “Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibubapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun.Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.” (QS. 31:14)

Berdasarkan  ayat tersebut cobalah kita renungkan kembali jasa – jasa orangtua kepada kita, diantaranya :
1.      Ibu telah mengandung kita dengan bersusah payah.
2.      Ibu telah melahirkan kita dengan bertaruh nyawa.
3.      Ibu telah menyusui selama 2 tahun.
4.    Ibu merawat kita ketika bayi, menyuapi, memberi makan, mencuci dan menyiapkan baju sampai kita bisa mandiri
5.   Ibu dan ayah memelihara kita sampai dewasa, merawat ketika sakit, menjaga kita supaya selalu sehat.
6.      Ayah bekerja keras mencarikan nafkah bagi kita.    
7.  Ayah dan ibu berusaha untuk memenuhi kebutuhan keluarga, memberi bekal pendidikan , memberi kasih sayang dengan ikhlas tanpa mengharap imbalan.
Dan masih banyak lagi jasa orangtua yang tidak bisa kita tuliskan satu persatu karena sangat besarnya. Menurut Imam Al Ghazali dalam risalahnya yang berjudul Al Adab fid Din sekurang – kurangnya ada 7 adab seorang anak kepada kedua orangtua yang dapat kita rangkum sebagai berikut :
1. Mendengarkan kata – kata orangtua. Apabila orangtua berbicara, anak harus mendengarkan dengan baik, terutama ketika diberi nasehat. Jika hendak memotong pembicaraan, sebaiknya meminta izin. Maka sangat tidak sopan jika anak meminta orangtua berhenti berbicara hanya karena tidak menyukai nasehatnya.
2.   Berdiri ketika orangtua berdiri untuk menunjukkan rasa sopan santun dan menunjukkan kesiapan anak untuk memberikan bantuan jika sewaktu – waktu diperlukan. Sebaliknya jika orangtua duduk hendaknya anak juga ikut duduk kecuali jika sudah tidak tersedia lagi kursi yang bisa diduduki.
3.   Mematuhi perintah orangtua kecuali perintah yang bertentangan dengan syariat Allah SWT
4.    Memenuhi panggilan orangtua dengan segera.
5. Merendahkan diri di hadapan orangtua dengan penuh kasih sayang dan tidak menyusahkan orangtua.
6.  Tidak mudah merasa capek dalam berbuat baik kepada keduanya dan tidak enggan untuk melaksanakan perintahnya.
7.    Tidak membangkang perintahnya.

Adab – adab di atas merupakan cara agar kita dapat menunjukkan bakti dan ketaatan kepada kedua orangtua. Ketaatan kepada kedua orangtua merupakan perbuatan mulia yang menjadi kewajiban seorang anak. Ibnu Mas’ud pernah bertanya kepada Rasulullah SAW : “Wahai Rasulullah, amalan apakah yang paling mulia ? “ Beliau menjawab ; “Shalat tepat pada waktunya.” Aku bertanya lagi, “ Kemudian apakah lagi wahai Rasulullah ?” Beliau menjawab, “Kemudian berbakti kepada kedua orangtua.” Aku bertanya lagi, “Apalagi wahai Rasulullah ?” Beliau menjawab, “Kemudian berjihad di jalan Allah SWT.” (HR. At Tirmidzi)

            Dari hadits tersebut kita bisa mengambil kesimpulan betapa pentingnya ketaatan seorang anak kepada kedua  orangtuanya. Bakti dan ketaatan kepada orangtua akan dibalas oleh Allah dengan keberkahan, diantaranya :
1.      Kunci masuk syurga. Kita ingat bahwa keridhaan Allah itu tergantung pada keridhaan kedua orangtua. Demikian juga murka Allah juga bergantung pada murka orangtua.
2.      Berbakti kepada kedua orangtua merupakan bagian dari jihad fi sabilillah / berjuang di jalan Allah. Diceritakan bahwa seseorang telah datang kepada Rasulullah dan bercerita bahwa ia meninggalkan kedua orangtuanya dalam keadaan menangis untuk mengikuti Rasulullah berhijrah. Maka Rasulullah bersabda ;” Kembalilah kepada kedua orangtuamu dan buatlah keduanya tertawa sebagaimana engkau telah membuat keduanya menangis.”(HR Baihaqi)

Ketika kedua orangtua sudah meninggal, bukan berarti kewajiban kita unntuk berbakti dan berbuat baik kepada orangtua sudah terputus. Dalam sebuah hadits diriwayatkan bahwa ada seorang laki – laki yang datang kepada Rasulullah dan bertanya ; “Ya Rasulullah, apakah kewajiban yang masih terpikul pada pundakku terhadap ibu bapakku setelah keduanya meninggal ?” Beliau menjawab : “Menyalatkan jenazahnya, memohonkan ampun untuk keduanya, melaksanakan janji mereka, menghormati sahabat – sahabat mereka dan menyambung persaudaraan yang telah mereka rintis.” (HR. Abu Daud)

            Dari hadits tersebut dapat dipahami bahwa kita masih berkewajiban berbuat baik kepada kedua orangtua yang telah meninggal dunia dengan :
1.      Melakukan sholat jenazah baginya.
2.      Memohonkan ampun keduanya.
3.      Melaksanakan janjinya.
4.      Menghormati sahabat – sahabatnya.
5.      Menyambung silaturahmi yang telah dirintis oleh keduanya.
6.      Menjaga nama baik mereka.

Demikian itu kewajiban yang harus dilakukan seorang anak untuk menunjukkan baktinya kepada kedua orangtua. Dan Allah akan membalasnya dengan pahala yang besardi dunia dan akhirat diantaranya :
Ketika di dunia,
-          Dipanjangkan umurnya
-          Diperbanyak rezekinya
-          Dikabulkan doanya
-          Anak cucunya akan berbakti kepadanya
-          Dicintai keluarga dan kerabat serta tetangganya
-          Dijauhkan dari mati dalam keburukan
-          Dipuji oleh manusia
-          Allah akan meridhainya
Dan ketika di akhirat,
-          Menjadi sebab utama masuk syurga
-          Dimasukkan syurga dengan orang – orang yang pertama kali dimasukkan syurga
-          Ketaatan kepada orangtua menjadikan penebus dosa yang telah diperbuat

Sebaliknya apabila kita durhaka kepada orangtua Allahpun akan membalasnya dengan segera ketika seseorang masih hidup di dunia dan kelak nanti di akhirat. Balasan tersebut berupa kesempitan rezeki ketika di dunia, tidak dipanjangkan umurnya, pintu – pintu langit tidak dibuka untuk amalnya, doa yang tidak dikabulkan, dilaknat oleh orang mukmin dan yang paling utama adalah Allah akan murka kepadanya.
Adapun ketika di akhirat Allah akan haramkan  dirinya masuk syurga, dimurkai oleh Allah, sholatnya tidak diterima dan disegera   kan siksanya di dunia.
                 Demikianlah ikhtisar tentang akhlak terhadap orangtua, semoga kita dapat mengambil hikmah dan pelajaran darinya. Selalu sayangi dan cintai kedua orangtua kalian, dan ingatlah “Jika kita belum bisa membahagiakan orangtua, paling tidak jangan membuat orangtua merasa sedih dan susah karena ulah kita. Kesedihan orangtua akan membuat beliau enggan merasa ridha dan jika orangtua tidak ridha Allahpun tidak akan ridha kepada kita. Orangtua adalah pintu menuju syurga, jangan biarkan pintu itu tertutup karena sikap kita yang tidak baik terhadap orangtua.”
                 Wassalaamu alaikum warahmatullaahi wabarokaatuh
                 Salam untuk ayah, ibu dan keluarga kalian di rumah.
                

                 ttd
                

                 NURUL HIDAYAH, S.Ag


Karya siswa SNESA

Dimuat di blog Ayo belajar Pendidikan Agama Islam, Jumat 29 Maret 2019 (http://belajarpendidikanagamaislam.blogspot.com/2019/03/muhammad-akmal-rozzaq-wirayudha.html)




MUHAMMAD AKMAL ROZZAQ WIRAYUDHA


IBU.....

Tak bisa aku berkata
Atas rasa syukur ini
Setiap saat kau habiskan waktu bersamaku
Pelukan hangatmu dan cintamu menuntunku
Bijaksanamu membangunkanku

Ibu…
Cintamu tak pernah surut
Kala aku lemah,
Kau genggam tanganku
Agar aku kuat menjalani hidupku

Ibu…
Kuucapkan terimakasih padamu
Kau selalu menataku
Mengarungi waktu demi waktu
Kau selalu terjaga
Hingga saat ini

Ibu…
Kau selalu mengembalikanku menuju jalan kebenaran
Melalui nasehatmu
Maafku selalu kau terima
Terimakasih ibu

TUGAS UNTUK SANTRI PESANTREN RAMADHAN ONLINE SNESA 1441 H
(dikerjakan di kertas folio bergaris, dikumpulkan setelah lebaran pada hari pertama masuk sekolah)


1. Tulislah ayat Al Qur’an yang menjelaskan tentang kewajiban berbuat baik kepada kedua orangtua beserta artinya !
2. Tulislah 5 contoh perbuatan yang telah kamu lakukan untuk menunjukkan sikap berbakti kepada kedua orangtua !
3. Tulislah contoh kisah seorang anak yang durhaka kepada orangtua yang kamu ketahui !
4. Bagaimana pendapatmu jika ada anak yang tidak mau mendengarkan nasehat orangtua ? Apa saran yang kamu berikan terhadap anak yang demikian ?
5. Tulislah satu pengalaman paling berkesan bersama kedua orangtuamu yang menggambarkan besarnya kasih sayang orangtua kepadamu !