BAB 5 Selamat Datang Wahai Nabiku Kekasih
Allah SWT.
Kegiatan Pembelajaran bersama Kelas VIIB SMPN 1 Ngunut
tahun pelajaran 2019/2020
Team
Teaching :
1.
Mujiono,
M.Pd.I
2.
Nurul
Hidayah, S.Ag
Tehnik
Pembelajaran
- Penanaman Karakter yang Baik dan Akhlak Mulia
- Ceramah
- Membuat Peta Konsep
- Presentasi Kelompok
- Diskusi
- Tanya Jawab
Alokasi
Waktu : 2 x pertemuan (6 x 40 menit)
Bahan Belajar :
1.
Mari Renungkan
Tahukah kalian bahwa sebelum hadir ke muka bumi Nabi Muhammad SAW
sudah dikabarkan oleh Allah SWT kepada Nabi-Nabi sebelumnya sebagai sosok
manusia yang memiliki sifat-sifat mulia. Bahkan, Allah SWT selalu bershalawat
kepadanya. Nabi Muhammad SAW adalah penutup para Nabi yang menjadi rahmat
seluruh alam.
Nabi Muhammad SAW adalah pembawa berita bahagia, ancaman, dan perintah yang
merupakan manusia teladan sepanjang masa.
Ia adalah manusia utusan Allah SWT yang kepadanya ummat manusia
memohonkan syafa’at. Tidak satu pun makhluk yang mencapai kesempurnaan yang
dicapai Nabi Muhammad SAW. Sejak kecil, ia telah memperlihatkan ketulusan,
kejujuran. Dia manusia yang seumur hidupnya tidak pernah berbohong, tidak
pernah mengkhianati janji, dan sayang kepada yang miskin. Sungguh beruntung
orang yang dapat menjumpainya dan mengikuti ajarannya. Kita sebagai
pengikutnya, meskipun tidak menjumpainya, wajib meyakini kebenarannya dan patut
menjadikannya teladan dalam kehidupan ini.
2.
Kehadiran Sang Kekasih
Nabi Muhammad SAW lahir pada hari Senin, 12 Rabi’ul Awwal
bertepatan dengan tanggal 20 April 571 Masehi. Nabi Muhammad SAW lahir dalam
keadaan yatim. Ayahnya, Abdullah bin Abdul Muthalib wafat saat Nabi Muhammad SAW
masih berusia 6 bulan di dalam kandungan ibunya, Siti Aminah. Saat bayi, Nabi
Muhammad SAW diasuh oleh Halimah Sa‘diyah dari Bani Saad, Kabilah Hawazin. Di
perkampungan Bani Saad inilah Nabi diasuh dan dibesarkan sampai usia 5 tahun.
Saat Nabi Muhammad saw. memasuki usia 6 tahun, ibunya wafat. Ia
pun diasuh oleh kakeknya, Abdul Muthalib. Kakeknya adalah seorang pemuka
Quraisy yang sangat disegani. Nabi Muhammad SAW mendapatkan kasih sayang dan
perhatian yang sangat besar dari sang kakek. Sayang, hanya dua tahun Nabi
diasuh kakeknya. Abdul Muthalib meninggal saat Nabi Muhammad SAW berusia 8 tahun.
Selanjutnya, Nabi Muhammad SAW diasuh oleh pamannya, Abu Thalib sampai
menginjak remaja.
Sejak diasuh oleh pamannya, Nabi Muhammad saw. berkembang
sebagai seorang anak yang mulai menginjak masa remaja. Di situlah Nabi Muhammad
SAW diperkenalkan oleh pamannya bagaimana cara menjalani hidup. Nabi Muhammad SAW
mulai mencari pekerjaan sebagai buruh di usianya yang baru sepuluh tahun agar
dapat menghidupi dirinya sendiri. Mulailah ia menjadi penggembala ternak milik
orang lain di daerah gurun Mekah yang sangat panas Ia makan dari tumbuhan liar
yang terdapat di gurun. Di gurun pasir itulah ia menghayati arti kehidupan.
Kesulitan hidup, kesendirian, dan rasa tanggung jawab menjadikannya lebih
matang dari pada usianya.
Sang paman melihat kecerdasan dan kematangan keponakannya, maka
pada usia 12 tahun, Nabi Muhammad SAW diperkenalkan kepada ilmu perniagaan..
Nabi Muhammad SAW yang masih remaja pun turut serta dalam pengelolaan ekonomi
pamannya. Ia sudah ikut membawa barang dagangan yang diambil dari majikannya,
Siti Khadijah. Hampir 3 tahun Nabi Muhammad SAW mengikuti pamannya untuk
menjajakan barang dagangannya.
Ketika kafilah dagang mereka sampai di kota Basra di wilayah Syria Besar,
seorang pendeta terkenal di masa itu, Buhairah, menghampiri Abu Thalib dan
mengatakan, “Aku mengenali anak muda ini sebagai sosok yang kelak akan
dinobatkan sebagai rahmat bagi semesta alam. Hal ini telah tertulis jelas dalam
kitab-kitab kami.”
Buhairah selanjutnya menyarankan kepada Abu Thalib, “Lindungi anak muda ini
dari orang-orang Yahudi, lebih baik bawa ia kembali ke Mekah.” Abu Thalib pun
menuruti saran pendeta tersebut.
Pada usia 25 tahun, Nabi Muhammad saw. mulai berdagang sendiri
tanpa bantuan pamannya. Ia mengambil sendiri barang dagangannya dan
memasarkannya. Ketika berdagang, Nabi Muhammad saw. sangat jujur, tidak pernah
membohongi para pembelinya. Nabi tidak pernah mengambil keuntungan yang terlalu
besar, selalu berkata sopan, ramah, dan penuh kasih sayang.
Jadi, keberhasilan usaha dagang Nabi Muhammad saw. itu disebabkan
oleh pribadi mulia berikut ini.
1. Berpendirian teguh.
2. Memiliki semangat kerja
yang tinggi.
3. Memiliki kejujuran yang
luar biasa.
4. Menjunjung tinggi amanah
atau kepercayaan yang diberikan orang lain.
5. Mampu menghadapi segala
cobaan dan rintangan dalam perjalanan.
6. Menyamakan pelayanan
terhadap para pembeli.
7. Memiliki sifat percaya
diri.
8. Menampilkan keramahan dan
kesopanan, serta kasih sayang kepada siapa saja.
Kejujuran, perilaku santun, kesopanan berbicara, kerja keras, dan
kecerdasan Nabi Muhammad SAW merebut hati setiap orang, termasuk Siti Khadijah.
Pertama-tama ia meminta Nabi Muhammad SAW untuk memasarkan barang dagangannya
ke Syria. Hasilnya luar biasa. Itulah yang membuat Siti Khadijah tertarik dan
akhirnya menikah dengan Nabi Muhammad SAW. Mereka dikaruniai 7 orang anak,
yaitu: Ibrahim, Qasim, Abdullah, Zainab, Ruqayyah, Ummi Kulsum dan Fatimah.
3. Nabi Muhammad SAW Diangkat Menjadi Rasul
Nabi Muhammad SAW merasakan keresahan atas perilaku yang dialami
oleh masyarakat Arab yang sudah jauh dari nilai-nilai kebenaran. Kemudian, Nabi
Muhammad SAW melakukan uzlah (mengasingkan diri) di Gua Hira. Hal ini dilakukan
oleh beliau berkali-kali. Maka tepat pada tanggal 17 Ramadan tahun ke-40 dari
kelahirannya, Nabi didatangi Jibril dan menerima wahyu pertama Q.S. al-Alaq/96:
1-5.
Arti wahyu pertama :
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia
telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang
Maha Mulia. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajar
kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.(Q.S. al-‘Alaq/96: 1-5)
Wahyu pertama inilah yang menandakan bahwa Nabi Muhammad SAW
dipilih dan diangkat Allah SWT untuk menjadi utusan-Nya atau Rasul.
Setelah wahyu pertama ini Jibril tidak muncul lagi untuk
beberapa lama, sementara Nabi Muhammad saw. terus menantikan wahyu berikutnya
dan selalu datang ke Gua Hira. Dalam keadaan menanti itulah turun wahyu kedua,
yaitu Q.S.al-Mudda£ir/74: 1-7.
Arti wahyu kedua :
“Wahai orang yang berkemul (berselimut) ! Bangunlah, lalu
berilah peringatan !
Dan agungkanlah Tuhanmu. dan bersihkanlah pakaianmu. Dan tinggalkanlah segala
(perbuatan) yang keji. dan janganlah engkau (Muhammad) memberi (dengan maksud)
memperoleh (balasan) yang lebih banyak. Dan karena Tuhanmu, bersabarlah.(Q.S.
al-Mudda¡ir/74:1-7)
4. Dakwah Nabi Muhammad. SAW di Mekah
Dengan turunnya wahyu yang kedua, yaitu Q.S. al-Muddasir/74 : 1-7,
Rasulullah SAW mulai berdakwah secara sembunyi-sembunyi. Nabi mengajak orang-orang
yang terdekat dengannya. Tujuannya, agar mereka lebih dulu percaya kepada
seruannya dan mengikutinya. Tempat yang beliau pilih untuk berdakwah adalah
rumah al-Arqam bin Abil Arqam al Akhzumi.
Orang-orang yang pertama kali memeluk Islam atau yang dikenal
as-Sabiqun al-Awwalun, Mereka adalah Siti Khadijah, Abu Bakar, Ali bin Abi
Talib, Zaid bin Harisah, dan Ummu Aiman. Selain yang tersebut di atas, berkat
bantuan Siti Khadijah dan Abu Bakar Siddiq, dari hari ke hari bertambahlah
orang-orang yang beriman kepada seruan beliau, baik pria maupun wanita. Sahabat
pria yang kemudian segera beriman, adalah: Usman bin Affan, Zubair bin Awwam,
Abdurrahman bin Auf, Abdullah bin Mas’ud, Ammar bin Yasir, Yasir (bapak ‘Amar),
Sa’id bin Zaid, Amir bin Abdullah, Usman bin Madlun, Qudamah bin Madlun,
Abdullah bin Madlun, Khalid bin Sa’ad, Sa’ad bin Abi Waqqas, Thalhah bin
Ubaidillah, Arqam bin Abil Arqam, Ja’far bin Abi Thalib, Khabab bin Al Art,
Bilal bin Rabah, Abi Dzarim Al Ghafary, Abu Salamah, ‘Imran bin Hasyim, Hasyim
(bapak Imran), ‘Amir bin Sa’id, dan ‘Ubaidah bin Al-Haris.
Sementara itu, para wanitanya adalah: Shafiyyah binti Abdil
Muthallib, Lubabah Ummul Fadhal binti Haris, Ummu Salamah (istri Abu Salamah),
Asma binti Abu Bakar, Asma binti Amies (istri Ja’far), Ratimah binti Khattab,
Summiyah (Ibu Ammar)
Setelah Nabi Muhammad saw. berdakwah secara sembunyi-sembunyi, maka turunlah
wahyu yang ketiga, yaitu Q.S. al-Hijr/15: 94-95.
Arti Wahyu yang ketiga :
“Maka sampaikanlah olehmu
secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan
berpalinglah dari orang-orang yang musyrik. Sesungguhnya Kami memelihara
daripada (kejahatan) orang-orang yang memperolok-olokkan (kamu).”
(Q.S. al-Hijr/15: 94-95)
Kemudian Nabi Muhammad SAW menerima wahyu lagi QS Asy Syu”ara: 214-215 yang artinya : ”Dan berilah peringatan
kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat, dan rendahkanlah dirimu terhadap
orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang beriman (Q.S.
asy-Syura/26: 214-215).
Setelah Rasulullah SAW menerima wahyu tersebut, beliau mulai
berdakwah secara terang-terangan. Pertama-tama, Nabi mengumpulkan seluruh sanak
keluarganya di kaki Gunung Shafa untuk mengajak mereka beriman kepada Allah SWT.
Akan tetapi, salah seorang pamannya, Abu Lahab, bersikap sinis dan tidak mau
menerima dakwah Rasulullah SAW. Banyak cara yang dilakukan oleh orang-orang
kafir Quraisy untuk menghambat dakwah Rasul, di antaranya mencoba menyuruh
pamannya Abu Thalib untuk menghentikan dakwah keponakannya itu. Namun, Nabi
Muhammad menolak dan mengatakan,”Demi Allah, meskipun seluruh anggota keluarga
mengucilkanku, aku
akan terus berdakwah menyebarkan ajaran Islam”.
Kegagalan kafir Quraisy untuk menghambat dakwah Rasul,
menjadikan mereka semakin marah dan emosi. Budak-budak mereka yang masuk Islam
dibunuh dan disiksa. Seluruh pengikut Nabi selalu diancam dan diteror agar
menolak ajakan Nabi Muhammad SAW. Abu Jahal, paman Nabi Muhammad SAW menyewa
orang Yahudi untuk mengejek dan mencaci maki Nabi dengan harapan ia berhenti
berdakwah. Akan tetapi, justru akhirnya si Yahudi itu masuk Islam karena
keluhuran akhlak Nabi.
Setelah kafir Quraisy gagal melakukan tekanan, mereka menawarkan
harta benda, wanita, dan pangkat agar Nabi mau meninggalkan dakwahnya. Kaum
Quraisy mengutus Utbah bin Rabiah untuk menawarkan hal-hal tersebut. Utbah
mengatakan: “Hai Muhammad! Jika kau menginginkan kekayaan, saya sanggup
menyediakannya. Jika kau menginginkan pangkat yang tinggi, saya sanggup
mengangkatmu menjadi raja. Jika kau menginginkan seorang wanita cantik, saya
sanggup mencarikannya dengan syarat kau berhenti melanjutkan dakwahmu. Nabi
Muhammad SAW tidak tertarik pada tawaran itu dan terus berdakwah.
Setelah kafir Quraisy gagal lagi, akhirnya mereka memboikot Nabi
Muhammad SAW, Bani Muthallib, dan Bani Hasyim. Karena pemboikotan ini, umat
Islam terkurung di celah-celah kota Mekah bernama Syiib. Pemboikotan berlangsung
selama tiga tahun dimulai pada tahun ketujuh kenabian. Isi pemboikotan itu
ditulis dalam selembar surat yang berisi:
1. Kaum Quraisy tidak akan
menikahi orang Islam.
2. Kaum Quraisy tidak
menerima permintaan nikah dari orang Islam.
3. Kaum Quraisy tidak akan
melakukan jual-beli dengan orang Islam.
4. Kaum Quraisy tidak akan
berbicara ataupun menengok orang Islam yang sakit.
5. Kaum Quraisy tidak akan
mengantar mayat orang Islam ke kubur.
6. Kaum Quraisy tidak akan
menerima permintaan damai dengan orang Islam dan menyerahkan Muhammad untuk
dibunuh.
Undang-undang pemboikotan itu digantung di dinding Ka’bah.
Penulisnya bernama Manshur bin Ikrimah. Setelah tiga tahun, undang-undang
tersebut rusak karena dimakan rayap. Kemudian, undang-undang tersebut dirobek
oleh Zubair bin Umayyah, Hisyam bin Amr, Muth’im bin Adi, Abu Bakhtari bin
Hisyam, dan Zama’ah bin Al-Aswad. Mereka merasa kasihan dengan siksaan kaumnya
kepada Bani Hasyim dan Bani Muthallib.
5. Umar bin Khathab Bersaksi Masuk Islam.
Pada suatu hari, Umar marah mendengar adiknya, Fatimah dan
iparnya masuk Islam. Lalu ia menganiaya keduanya. Dengan nada marah Fatimah
berkata, “Hai, Umar! Jika kebenaran bukan terdapat pada agamamu, maka aku
bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah dan aku bersaksi
bahwa Nabi Muhammad adalah Rasulullah.”
Melihat adiknya berdarah, timbul penyesalan dan rasa malu di hati Umar. Ia pun
meminta lembaran al-Qur’an tersebut. Namun, Fatimah menolaknya seraya
mengatakan bahwa Umar najis,dan al-Qur’an tidak boleh disentuh kecuali oleh
orang-orang yang telah bersuci. Fatimah memerintahkan Umar untuk mandi jika
ingin menyentuh mushaf tersebut dan Umar pun menurutinya.
Setelah membaca lembar demi lembar, Umar berkomentar “Ini adalah
nama nama yang indah nan suci. Betapa indah dan mulianya ucapan ini. Tunjukkan
padaku di mana Muhammad.” Umar bergegas menemui Nabi Muhammad SAW. Seraya
membawa pedangnya. Tiba di sana dia mengetuk pintu. Seseorang yang berada di
dalamnya berupaya mengintipnya lewat celah pintu. Dilihatnya Umar bin Khathab
datang dengan garang bersama pedangnya. Segera dia beritahu Rasulullah SAW.
Mereka pun berkumpul. Berkatalah Umar, “Aku bersaksi bahwa tidak
ada Tuhan yang disembah selain Allah dan Engkau adalah Rasulullah.” Kesaksian
Umar tersebut disambut gema takbir oleh orang-orang yang berada di dalam rumah
saat itu hingga suaranya terdengar ke Masjidil Haram. Umar bin Khatab r.a.
terkenal dengan orang yang berwatak keras dan bertubuh tegap. Sebelum masuk
Islam, ia sangat ditakuti oleh orang Islam. Sebaliknya, sesudah masuk Islam, ia
sangat ditakuti oleh musuh-musuhnya.
Rangkuman :
1.
Nabi Muhammad SAW lahir hari Senin, 12 Rabiul Awwal atau
bertepatan dengan 20 April 571 Masehi. Tahun kelahiran Nabi Muhammad saw.
disebut Tahun Gajah.
2.
Sifat-sifat Nabi Muhammad SAW antara lain tidak mudah putus asa,
semangat kerja yang tinggi, selalu jujur, amanah, tabah, optimis, dan percaya
diri.
3.
Nabi Muhammad SAW diangkat menjadi Rasul pada usia 40 tahun
dengan menerima wahyu pertama Q.S. al-Alaq/96:1-5 melalui perantara Malaikat
Jibril di Gua Hira.
4.
Dakwah Nabi secara sembunyi-sembunyi dimulai setelah turun wahyu
kedua, Q.S. al-Mudda£ir/74: 1-7, masih sebatas keluarga dekat.
5.
Dakwah Nabi secara terang-terangan dimulai setelah turun wahyu
Q.S. al-Hijr/15: 94-95.
6.
Dalam berdakwah beliau mendapatkan berbagai rintangan, baik dari
keluarga maupun kaum Quraisy dan pihak luar. Namun, semua dihadapi oleh Nabi
dengan penuh kesabaran dan keikhlasan.
7.
As-Sabiqμn al-Awwalμn adalah orang-orang yang pertama kali
memeluk Islam. Mereka adalah Siti Khadijah, Abu Bakar, Ali bin Abi T±lib, Zaid
bin Harisah, dan Ummu Aiman.
8.
Cara meneladani perjuangan Nabi Muhammad SAW di Mekah :
a. Tugas dan tanggung jawab
tidak bisa dipikul seorang diri, tetapi harus ada kebersamaan dan persatuan
dari berbagai kalangan masyarakat.
b. Dalam bergaul harus bisa
memilih teman yang dapat mengajak kepada hal-hal yang positif dan baik.
c. Dalam mengajak teman
untuk berbuat baik tidak boleh dengan cara-cara kekerasan,tetapi perlu dengan
keteladanan, sabar, lemah lembut dan kasih sayang.
DOKUMENTASI KEGIATAN PEMBELAJARAN
SYAIR KISAH SANG ROSUL
Rohatil
athyaru tasydu, fii layaali maulidi,
wabariqunnuriyabdu,
min ma’aani Ahmadi
fii
layaali maulidi...2x
Abdullah
nama ayahnya, Aminah ibundanya
Abdul
Mutholib kakeknya, Abu Thalib pamannya
Khadijah
istri setia, Fathimah putri tercinta
Semua
bernasab mulia, dari Quraisy ternama
Inilah kisah
sang Rasul yang penuh suka duka
yang
penuh suka duka
Dua
bulan di kandungan, wafat ayahandanya
Tahun
gajah dilahirkan, yatim dengan kakeknya
Sesuai
adat yang ada, disusui Halimah
Enam
tahun usianya, wafat ibu tercinta
Inilah kisah
sang Rasul yang penuh suka duka
yang
penuh suka duka
Delapan
tahun usia, kakek meninggalkannya
Abu
Thalib pun menjaga, paman paling membela
Saat
kecil menggembala, dagang saat remaja
Umur dua
puluh lima, memperistri Khadijah
Inilah kisah
sang Rasul yang penuh suka duka
yang
penuh suka duka
Di umur
ketiga puluh, mempersatukan bangsa
Saat
peletakan batu, Hajar Aswad mulia
Genap
empat puluh tahun, mendapatkan risalah
Ia pun
menjadi Rasul, Akhir para ambiya
Inilah kisah
sang Rasul yang penuh suka duka
yang
penuh suka duka